Anggota Komisi II DPRD Jabar Herry Dermawan; Sudah Saatnya Jawa Barat Dinyatakan KLB PMK
Anggota Komisi II DPRD Jabar Herry Dermawan mengatakan sudah saatnya Jawa Barat dinyatakan KLB PMK
Penulis: Andri M Dani | Editor: Siti Fatimah
“Tinggal dilatih selama dua hari, kami yakin mereka para PPL bisa melakukan tugas itu,” katanya yakin.
Penanganan PMK tidak hanya terhadap ternak yang sudah terjangkit agar kembali sehat. Ternak sapi yang sehat juga harus selamatkan dengan pemberian vaksin. Dan pengadaan vaksin itu juga butuh alokasi anggaran.
“Dulu saat puncak-puncaknya penularan Covid-19. Pak Gubernur (Kang Emil) sukses mendatangkan vaksin dari luar negeri. Kami berharap saat menghadapi ancaman penularan PMK ini Pak Gubernur diharapkan pula kembali melakukan hal serupa untuk mendatangkan vaksin PMK,” ungkap Herry.
Disamping itu menurut Herry, Komisi II DPRD Jabar juga akan segera mengundang asosiasi atau himpunan peternak sapi, kerbau, domba maupun kambing. Seperti PPSKI (Perhimpunn Peternak Sapi dan Kerbau Indonesa) maupun HPDKI (Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia) dari daerah kasus di Jabar.
“Kami ini mendengar keluhan atau informasi langsung dari peternak dari daerah-daerah yang ditemukan adanya PMK,” ujar Herry.
Ancaman terbesar dari wabah PMK ini menurut Herry adalah dampak ekonomi yang dirasakan para peternak. Peternak sulit menjual sapinya. Sementara peternak yang sapinya terjangkit PMK, butuh biaya banyak untuk mengobati kadang terpaksa disembelih dan dijual murah.
Bagi peternak yang sapinya mati karena PMK, tentu tetes air mata yang keluar. Memelihara sapi bertahun-tahun sebagai tabungan, tiba-tiba hilang dalam sekejap karena sapinya mati akibat terjangkit PMK.
“Yang paling merasakan dampak ekonomi dari PMK ini adalah para peternak,” katanya
