Ketika Cak Imin dan Yenny Wahid Kembali Berseteru, Menguak Lagi Luka Lama di Tubuh PKB
Perseteruan antara Muhaimin Iskandar dan Yenny Wahid itu mau tak mau membuka luka lama konflik antara keponakan dengan putri presiden ke-4 RI itu.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Zaanuba Arifah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid, putri kedua Gus Dur, kembali berseteru.
Muhaimin Iskandar dan Yenny Wahid saling serang soal kepemilikan PKB, elektabilitas menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, dan ketegangan PKB dengan Nahdlatul Ulama (NU).
Perseteruan antara Muhaimin Iskandar dan Yenny Wahid itu mau tak mau membuka luka lama konflik antara keponakan dengan putri presiden ke-4 RI itu.
Baca juga: Soal Cak Imin Nyapres, Begini Saran Yenny Wahid: Kalau Hasil Survei tidak Ngangkat . . .
Awal mula kegaduhan
Kegaduhan ini bermula dari pernyataan Yenny yang menyebut bahwa ia tidak lagi menjadi bagian dari PKB yang kini dipimpin oleh Muhaimin.
Yenny mengatakan, ia bagian dari PKB Gus Dur.
"Saya PKB Gus Dur, bukan PKB Cak Imin," kata Yenny setelah menghadiri acara di Kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Rabu (22/6/2022).
Tidak hanya itu, Yenny juga menyinggung minimnya elektabilitas Muhaimin.
Menurut Yenny, politisi yang elektabilitasnya rendah hendaknya tak memaksakan diri untuk maju pada Pemilu Presiden 2024.
"Kita mengimbau politisi yang surveinya enggak terlalu ngangkat enggak usah terlalu ngotot (maju pada pilpres)," ujarnya.
Terakhir, Yenny juga menyinggung ketegangan hubungan Muhaimin dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf.
Baca juga: Prabowo-Muhaimin Iskandar Disebut Pasangan Ideal di Pilpres 2024, PKB-Gerindra Makin Mesra
Dia bilang, seharusnya pimpinan PKB tak boleh berseberangan dengan warga Nahdliyin.
"Saya rasa yang paling utama, Ketua Umum PKB itu tidak boleh kemudian mengambil posisi berseberangan dengan NU, kasihan umat di bawah," katanya.
Cak Imin meradang
Mendengar pernyataan Yenny itu, Muhaimin meradang.