Apa Perbedaan Cacar Monyet dengan Cacar Air? Simak, Ini Penjelasan Dokter, Kenali Gejalanya
Sebagian masyarakat mengira munculnya cacar monyet ini hampir serupa dengan cacar air.
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Belakangan ini masyarakat dunia tengah diresahkan oleh penyakit cacar monyet.
Sebagian masyarakat mengira munculnya cacar monyet ini hampir serupa dengan cacar air.
Padahal meskipun sama-sama tergolong cacar, namun cacar monyet dan cacar air memiliki sejumlah perbedaan.
Dilansir dari TribunHealth.com, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Zahra Ayu Lukita Sari menjelaskan perbedaan penyakit cacar monyet dengan cacar Air.
Melansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, perbedaan tersebut dapat dilihat dari:
1. Proses penularan
Perlu ditelusuri terlebih dahulu sebelum mengalami gejala cacar.
Misalnya, cari tahu apakah sebelumnya telah melakukan kontak dengan penderita cacar Monyet atau hewan.
Bila mengalami cacar air, proses penularan hanya dari manusia ke manusia tanpa ada kontak dengan binatang.
Baca juga: Waspadai Cacar Monyet, Simak Pedoman Lengkap dari Kemenkes
2. Keluhan Ruam Kulit
Keluhan ruam kulit penderita cacar air dengan cacar monyet menunjukkan tanda yang nampak berbeda.
Untuk membedakan tanda ruam ini, hanya dokter dokter spesialis yang bisa mengidentifikasi.
3. Masa Inkubasi
Secara general penderita akan sama-sama memiliki keluhan timbul bintil berisi air.
Meski begitu, masa inkubasi cacar air dengan cacar monyet cukup berbeda.
Ketika menderita cacar air, perubahan dari bercak merah menjadi bintil berisi air begitu cepat. Yakni cukup hanya membutuhkan kurun waktu 24 jam.
Setelah timbul bintil air, maka akan berubah menjadi luka pada kulit.
Berbeda dengan proses cacar monyet yang cenderung membutuhkan waktu lebih lama.
Perubahan dari bercak merah, berlanjut bintil berisi air membutuhkan waktu 2 sampai 5 hari lamanya.
Cacar Monyet Sudah Umum Terjadi
Cacar monyet adalah penyakit yang sebenarnya cukup umum ditemui di wilayah tertentu.
Pertama kali cacar monyet ditemukan di wilayah Benua Afrika, tepatnya di Negara Kongo.
Awal mula munculnya cacar monyet berasal dari hewan primata, yaitu kera.
Meski berasal dari primata, penyakit ini dapat menular pada manusia. Proses penularan melalui kontak erat
"Jadi misalnya primata tersebut memiliki penyakit cacar (cacar monyet) lalu kontak dengan manusia," ujar Zahra, dikutip dari TribunHealth.com, Sabtu (4/6/2022).
Kontak ini dapat terjadi melalui, gigitan atau membersihkan primata saat ada luka pada tangan.
Sehingga kulit terkena cairan dari primata, berlanjut terjadinya proses penularan.
Gejala Cacar Monyet
Sama seperti virus lainnya, penyakit cacar monyet juga memiliki masa inkubasi.
Yakni dari awal seseorang yang sudah kontak erat bersama primata atau orang yang terduga terkena cacar monyet, maka akan ada waktu berkisar 5 hingga 7 hari hingga kemudian timbul gejala.
Sejumlah gejala cacar Monyet yang bisa dikenali, antara lain:
- Demam
- Flu
- Nyeri sendi
- Kurang nafsu makan.
Empat gejala di atas akan mucul pada hari ke 2 hinga hari ke 4, pasca tertular penyakit cacar air yang selanjutnya akan mereda.
Namun meski sejumlah gejala mereda, maka akan timbul gejala baru yakni adanya ruam atau bercak kemerahan pada kulit.
Baca juga: Mengenal Infeksi Cacar Monyet, Sudah Menyebar di Sejumlah negara, Apa Ciri-cirinya?
Apabaila tidak kunjung diobati, maka ruam pada kulit ini akan menetap hingga 2 minggu lamanya dan akan mengalami perbaikan gejala dengan sendirinya. Tentunya keadaan ini hanya berlaku pada kasus yang ringan.
Kondisi ini cukup wajar terjadi, mengingat cacar monyet adalah virus sehingga membuat tubuh mampu mengobat virus ini.