PMK Merebak, Pemeriksaan di Nagreg Diperketat, Perlintasan Distribusi Sapi dan Hewan Ternak Lainnya
Marak PMK pada ternak, Puskeswan Cicalengka perketat kedatangan hewan ternak dari luar daerah, terutama di Jalur Nagreg.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Di tengah maraknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, pusat kesehatan hewan (Puskewan) Cicalengka perketat kedatangan hewan ternak dari luar daerah, terutama di Jalur Nagreg.
Medik Veteriner Kepala/Koordinator Puskeswan Cicalengka, Angga Puji N, mengaku, pihaknya, telah koordinasikan dengan berbagai pihak termasuk kepolisian.
"Sudah saya Koordinasikan terkait lalu lintas, khawatir ada hewan dari luar terutama daerah wabah, mereka (pihak Kepolisian) siap untuk cek lebih detail," ujar Angga, di Puskewan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Senin (23/5/2022).
Baca juga: Dinas Pertanian Pangandaran Bangun Pos Penyekatan Pengangkutan Hewan, Antisipasi Wabah PMK
Angga mengatakan, wilayah kerja atau binaannya ada 29 desa di 3 kecamatan, yaitu di Kecamatan Nagreg 8 desa, Cicalengka 12 Desa, dan Cikacung 9 desa.
"Memang sudah disarankan kepada masyarakat untuk tidak mendatangkan hewan dari luar daerah. Jadi kepolisian juga akan lebih detail mengecek, terutama (Surat Keterangan Kesehatan Hewan) SKKH, jika ada itu lebih aman," kata Angga.
Angga mengatakan, sejauh ini, pihaknya sudah keliling, dan belum ada yang murni terjangkit PMK.
"Kalau gejala, sudah ada beberapa (sapi) di daerah Nagreg, tapi belum hasil murni dari lab, kami pantau selama sepuluh hari, dan kami obatin juga. Itu merupakan sapi lokal, sudah lama di kandang," ucap dia.
Paling banyak sapi di daerah binaannya, kata Angga, di Cikancung. Di Cikancung, total ada 9 ribu ekor sapi.
"Sekitar 1500, itu milik masyarakat umum, sedangkan sisanya merupakan industri atau perusahaan swasta," katanya.
Angga mengatakan, pihaknya, konsentrasi ke masyarakat kecil, khawatir ada bandar yang nakal.
Baca juga: Kasus PMK Muncul di Kota Tasikmalaya, Tujuh Sapi Terserang
"Misal di Jatim ada yang jual sapi murah karena sakit, masyarakat kecil yang tidak tahu apa-apa dibeli lah sama dia. itu bisa jadi bom waktu, makanya saya koordinasi setiap waktu dengan ketua RW, Kadus, kalau ada sapi yang dicurigai, lapor dan saya langsung ke sana," ujarnya.
Angga mengatakan, kemarin, sempat ada laporan, ada sapi kiriman dari Jatim.
"Besoknya saya pergi dengan kepolisian, saya cek sapinya sehat dan ada SKKH nya," tuturnya.
Angga mengatakan, di wilayahnya yang paling banyak sapi di daerah Cikancung, tapi daerah perlintasan adalah Nagreg.