Arif Masih Ingat Perlakuan Perawat pada Istrinya, Ini Penuturannya saat Memakamkan Asih Sekarningsih
Kekesalan Arif Susanto pada perawat RSHS Bandung masih terasa saat mengingat perlakuan perawat pada istrinya, Asih Sekarning yang mengidap kanker kuli
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kekesalan Arif Susanto pada perawat RSHS Bandung masih terasa saat mengingat perlakuan perawat pada istrinya, Asih Sekarning yang mengidap kanker kulit.
Asih Sekarningsih meninggal pada 16 Mei 2022 diduga karena terlambat penanganan oleh perawat RSHS Bandung.
Peristiwa detik-detik kematian Asih Sekarning sempat viral di media sosial.
Dalam video viral yang beredar, pasien meninggal karena tabung oksigen habis tak kunjung diganti petugas.
Sementara itu, sang suami sudah berusaha mengingatkan petugas agar segera mengganti karena melihat kondisi istrinya mulai kritis.
Ia bahkan sempat meneriaki petugas untuk segera menangani istrinya.
Hingga akhirnya, diduga lambatnya penanganan istrinya sudah tak bernyawa.
Baca juga: Asih Pasien Kanker Kulit Tewas Diduga Perawat Lalai, Suami: Pelayanan RSHS Bandung Sangat Kurang
Video tersebut diunggah disalah satu akun TikTok.
Dalam video viral itu memperlihatkan sang suami kesal kepada petugas.
Ia merekam suasana sang istri telah meninggal dan dikerumuni petugas.
“Tah lihat gara-gara petugas nih, petugas lalai,” ujarnya sembari merekam sang istri yang sudah tak bernyawa.
Beberapa petugas yang ada di sana mencoba menenangkan suaminya tersebut.
Namun, suami tampak emosi dan masih berusaha merekam suasana duka sekaligus tegang tersebut.
“Punten gimana pak, lihat istri saya itu, entar dulu cicing dulu. Tah ini lihat petugas nih, udah dibilangin, saya juga istighfar dari tadi, itukan sudah habis gas-nya malah caricing, naon tah. Pokoknya kalau ada apa-apa sama istri saya, kalian semua saya tuntut, sok,” ujar sang suami meluapkan emosinya.
Ia pun sembari ditenangkan oleh kerabatnya agar tetap tenang.
Dalam keterangannya, kondisi pasien drop, tabung oksigen pun habis.
Namun, saat itu dokter dan perawat tak kunjung mengganti oksigen dengan yang baru. Tak berselang lama akhirnya pasien meninggal.
Baca juga: Kronologi Pasien Meninggal Diduga akibat Kelalaian RS di Bandung, Keluarga hanya Ingin Itikad Baik
“Setelah pasien meninggal baru oksigen di ganti, inikah pelayanan rumah sakit terhadap pasien? seolah acuh akan nyawa pasien,” tulisnya dalam keterangan.
Bukan Kejadian Pertama
Arif mengaku istrinya Asih Sekarning, sudah dua kali diabaikan petugas saat dirawat di RSHS Bandung.
"Ini sudah dua kali kejadian. Yang pertama itu Sabtu malem jam 02.00 , dua hari sebelum meninggal, sama sempat kehabisan oksigen, saya sudah laporan ke petugas jaga, tapi pada tidur semua. Sudah saya bangunin, tapi malah pada tidur lagi termasuk satpamnya," ujar Arif, saat ditemui di TPU Cikutra, Kota Bandung, Jumat (20/5/2022).
Sebelumnya, Asih meninggal setelah diduga terlambat mendapat penanganan dari petugas RSHS Bandung.
"Saya sih, cuma minta ke pihak sana (RS) datanglah ke rumah, lihat anak-anak saya masih pada kecil, sampai sekarang belum ada ke rumah untuk minta maaf," katanya.
Menurutnya, pelayanan yang diberikan petugas RSHS Bandung kurang baik.
Sebelum meninggal, kata dia, istrinya sudah dua kali terlambat mendapat penanganan dari petugas.
"Pelayanannya yang saya rasa sangat kurang, karena ini sudah dua kali kejadian," katanya.
Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung (RSHS) membantah jika tenaga medisnya lalai dalam menangani pasien bernama Asih Sekarningsih (34), seperti yang dinarasikan dan diviralkan melalui sebuah video di media sosial.
Pihak RSHS mengatakan semua perawatan kepada pasien dilakukan sesuai prosedur, dan pihak rumah sakit menyangkal jika terjadi keterlambatan penggantian tabung oksigen untuk pasien, seperti yang dinarasikan dalam video tersebut.
Plh Direktur Utama RSHS, Yana Akhmad, mengatakan pihaknya telah mencermati apa yang bisa dilihat dan didengar di video yang viral tersebut, bersama seluruh staf yang terkait dalam pelayanan. Yana mengatakan pihaknya pun menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya pasien yang telah dirawat tersebut.
"Pelayanan yang kami berikan kepada pasien kami, termasuk pasien yang ada di video viral tersebut, telah kami lihat, sesuai dengan prosedur. Sesuai dengan standar pelayanan yang ada di Rumah Sakit Hasan Sadikin ini. Dari pasien datang di IGD, kemudian kami memberikan pelayanan atau perawatan di rawat inap, sampai pasien meninggal pun, itu yang kami berikan sesuai standar, sesuai prosedur," kata Yana melalui sambungan video, Jumat (20/5).
Ia pun mencermati terkait hal yang cukup terfokus dengan pemberitaan video viral tersebut, terutama masalah oksigen.
Ia mengatakan terkait dengan pasien tersebut, dapat ditelusuri bahkan dari videonya sendiri bahwa oksigen yang digunakan oleh pasien itu tidak habis.
Ia mengatakan suplai oksigen dari tabung kepada pasien masih teralirkan, bahkan hal ini jelas terlihat dalam video yang viral.
Yana mengatakan hal ini terlihat dari masker pasien yang masih mengembang, angka kadar oksigen dalam tabung, dan adanya tabung cadangan di sekitar tabung yang digunakan.
Hal ini tentunya bertentangan dengan yang dinarasikan sendiri dalam video tersebut.
"Ada tabung-tabung oksigen, ada masker yang dipakaikan kepada pasiennya, dan ada salurannya maskernya, itu masih menggembung, artinya masih berisi udara. Kalau dilihat dari tabungnya yang terlihat ada angka-angka yang menunjukkan berapa volume oksigen, di situ jadi tidak kosong," katanya.
Ia mengatakan bahkan karena pasien ini keadaannya cukup serius atau berat, perawat sebagai petugas pun menempatkan pasien di tempat yang memang harus diobservasi kegawatdaruratannya. Hal ini diantisipasi dengan adanya tabung-tabung oksigen yang disiapkan, selain tabung oksigen yang saat itu digunakan oleh pasien.
"Dalam ruang perawatan pasien itu tabung oksigen sudah disiapkan untuk mengantisipasi tabung oksigen yang digunakan habis, bisa terlihat di video. Selanjutnya keluarga pasien sejak di IGD kami sampaikan prosedur SOP yang standar di kami, sudah dijelaskan, diedukasi, mengenai kondisi pasien sebenarnya," katanya.
Ia mengatakan pihak rumah sakit sangat bersimpati kepada kondisi pasien yang kemudian meninggal dunia, termasuk kepada keluarganya.(*)