Wajib PTM 100 Persen, Orang Tua di Bandung Menyambut Gembira

Pemerintah sudah mewajibkan pembelajaran tatap muka 100 persen di daerah PPKM Level 1-3.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar / Sidqi Al Ghifari
Ilustrasi PTM. 

"Apabila ditemukan kasus positif terkonfirmasi lebih dari 5 persen dan terjadi klaster penularan, maka PTM dapat dihentikan sementara sekurang-kurangnya 10x24 jam," jelas Suharti.

Namun, apabila setelah dilakukan surveilans dan ditetapkan bukan merupakan klaster penularan dan angka terkonfirmasi positif di bawah 5 persen, maka PTM terbatas hanya dihentikan pada kelompok belajar yang terdapat kasus konfirmasi dan/atau kontak erat Covid-19 selama 5x24 jam.

Selanjutnya, apabila hasil surveilans perilaku di satuan pendidikan di bawah 80 persen, maka perlu dilakukan asesmen ulang kesiapan daftar periksa dan penerapan protokol kesehatan, pungkas Sesjen Kemendikbudristek.

Gembira

Keputusan pemerintah mewajibkan sekolah menggelar PTM 100 persen disambut gembira para orang tua siswa.

"Ahamdulilah ya full PTM lagi, karena kalau PJJ menurut saya kurang efektif," ujar Damayanti (35), orangtua murid di SD Karena Cicendo, kemarin.

Menurut Damayanti kalau soal akademis, para siswa memang bisa mendapatkannya dengan membaca buku, sehingga sekolah online untuk hal itu efektif .

"Tapi masalahnya pelajaran ahklak norma etika sosial, itu kan enggak bisa diajarkan secara online tapi harus dengan ketemu antara anak dan guru," ujarnya.

Damayanti mengatakan, seperti kata pepatah, guru itu untuk digugu dan ditiru.

"Nah kalau online, apanya yang mau ditiru? Kan ketemu cuma sebentar apalagi terbatas kuota, dan yang disampaikan cuma pelajaran bukan tata krama," ujar Damayanti.

Hal yang sama disampaikan  Ulfa (25), orangtua murid SD Pajagalan Bandung. Ia juga mengaku sangat, setuju full PTM.

"Aduh jujur mending PTM aku mah, setuju banget. Sangat bersyukur. Kalau  PJJ mah anak jadi kurang disiplin," ujarnya.

Menurut Ulfa selama PJJ  kedua anaknya tidak  benar-benar mengerjakan tugas, dan itu membuat orang tua stres.

Apalagi  jika orang tuanya sibuk  bekerja. 

"Kalau  PJJ banyak  tugas yang tidak bisa dkerjain dan anak jadi main HP terus lantaran tugasnya di HP," ujarnya.

Terkait munculnya kasus hepatitis akut di beberapa daerah, Ulfa mengaku kekhawatiran pasti ada.

"Tapi yakin saja tak akan terjangkit selama menjaga kesehatan, makanan dan makanan bergizi," ujarnya. (tribunnetwork/tiah sm/kompas.com)

Baca juga: Aturan Terbaru Sekolah, PPKM Level 1 dan 2 Wajib PTM 100 Persen Setiap Hari, Jamnya Sesuai Kurikulum

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved