Walhi Jabar Rekonstruksi Muasal Banjir Bandang di Citengah Sumedang, Begini Analisisnya
Walhi Jawa Barat telah melakukan observasi di area hulu Sungai Cihonje yang meluap dan menjadi banjir bandang di Desa Citengah, Kabupaten Sumedang.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
"Sehari setelah kejadian, arus dan volume air Sungai Citengah dan Sungai Citundun masih relatif besar dan berwarna cokelat keruh. Menurut warga, dalam kondisi normal, air kedua sungai tersebut berwarna bening," kata Meiki.
Meiki mengatakan, Sungai Citengah, Sungai Citundun, Sungai Cihonje, dan dua anak sungai lainnya berhulu di TBMK.
Di gunung ini, kerapatan pepohonan masih beragam dan primer, kemiringan paling curam sekitar 65 derajat.
"Analisis kami, kejadian banjir bandang di Desa Citengah dan Desa Cipancar terjadi akibat aliran Sungai Cihonje yang meluap. Luapan Sungai Cihonje terjadi setelah mendapat kiriman air dari dua sungai sedang, yaitu Sungai Citengah dan Sungai Citundun, juga dari dua sungai kecil yang bermuara ke Sungai Citengah," katanya.
"Volume air Sungai Citengah dan Sungai Citundun sudah mengalami penambahan debit air lebih besar dari kondisi alami sebelum masuk ke Sungai Cihonje."
Hal itu dibuktikan aula kantor Desa Citengah terkena luapan air Sungai Citengah.
"Sedangkan posisi kantor Desa Citengah berada cukup jauh dari aliran Sungai Cihonje. Sehari setelah banjir, air di Cihonje bening, dan keruh lagi ketika bertemu dengan aliran Citengah dan Citundun," kata Meiki. (*)