Imbas Tanah Ambles di Cigendel Sumedang, Warung-warung yang Telah Berdiri Sejak 1995 Dikaji Ulang
Tanah ambles di kawasan Cigendel, Kecamatan Pamulihan, Sumedang, menjadi ancaman bagi pemilik warung nasi.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Tanah ambles di kawasan Cigendel, Kecamatan Pamulihan, Sumedang, menjadi ancaman bagi pemilik warung nasi.
Warung-warung itu berada di kawasan Wana Wisata Cigendel.
Di bagian bawah, di belakang warung-warung itu ada satudataran yang ditumbuhi pepohonan pinus, dibuat menjadi semacam taman untuk berwisata keluarga.
Semalam, tanah ambles menerjang dan menyeret hingga hancur dua bangunan warung milik Neha Kurniawati (50) dan Rumanah (60).
"Warung-warung ini telah berdiri sejak tahun 1995," kata Aster Kawasan Pemangkuan Hutan (KPH) Manglayang, Mamah Rohmat, di lokasi kejadian, Senin (25/4/2032).
Mamat mengatakan, Perhutani sudah biasa bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk membangun usaha.
Tempat usaha berjumlah sekitar 11 warung (sebelumnya ditulis 12 warung) itu dibangun Perhutani bekerja sama dengan Paguyuban Warung Cigendel.
"Statusnya kerja sama dengan sistem bagi hasil," kata Mamat.
Mamat mengatakan, tak pernah ada kejadian tanah ambles sebelumnya.
Karenanya, selama lebih dari 20 tahun, pengelola warung tenang dalam berusaha. Baru semalam ada bencana tanah ambles.
"Setelah kejadian ini, tindakan Perhutani adalah meminta pengelola warung mengosongkan bangunan-bangunan itu. Yang terdekat dengan lokasi tanah ambles agar dikosongkan. Namun juga sebagai antisipasi, akhirnya semua dimita mengosongkan," kata Mamat.
Perhutani akan mengevaluasi operasional warung-warung tersebut. Jika ada potensi bahaya lebih besar makan warung akan disetop selamanya.
Sebaliknya, jika hasil kajian menyatakan aman, aktivitas warung akan dilanjutkan. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/penampakan-dua-warung-yang-hancur-akibat-tergerus-tanah-ambles.jpg)