Hari Kartini
Kumpulan Puisi Menyentuh tentang RA Kartini Sambut Peringatan Hari Kartini 2022, Bagikan di Medsos
Selain hanya berbagi ucapan selamat Hari Kartini, supaya lebih berkesan, Anda juga bisa membagikan puisi menyentuh tentang RA Kartini berikut ini
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Hari Kartini merupakan hari spesial bagi kaum perempuan untuk mengingat perjuangan RA Kartini.
Jasanya memperjuangkan emansipasi perempuan menjadi inspirasi khususnya bagi kaumnya hingga saat ini.
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan menyambut Hari Kartini 2022.
Seperti saling berbagi ucapan selamat Hari Kartini hingga kata-kata bijak memberikan semangat kepada kaum perempuan.
Supaya lebih berkesan, Anda juga bisa membagikan puisi menyentuh tentang RA Kartini.

Baca juga: Download Gambar-gambar Menarik Ucapan Hari Kartini 2022, Lengkap dengan Quotes dan Isi Captionnya
Tentu saja, Anda juga bisa membagikan puisi menyentuh ini di media sosial agar memberikan Inspirasi bagi lainnya.
Berikut ini Tribunjabar.id himpun kumpulan puisi menyentuh tentang RA Kartini, cocok dibagikan di momen Hari Kartini 2022, dilansir dari goodminds.id.
#1 Raden Ajeng Kartini
Engkaulah putri sejati
Sang putri yang harum namanya
RA Kartini
Cita-citamu sungguh sangat luhur
Tak gentar untuk memerdekakan kaum wanita
Tak takut meski dihadang senjata
Demi kebangkitan dari kaummu
Kau rela berkorban tumpahkan jiwa dan raga
Kau sejajarkan kami di mata dunia
RA Kartini
Kau adalah cerminan bagi kami
Dunia kami menjadi lebih indah karena mu
Menjadi lebih cerah karena perjuangan mu
Kami bangga sebagai seorang wanita karenamu
Kami berjanji padamu
Memajukan negeri ini meski kami adalah wanita
Kami ingin mengikuti jejak mu
Tak takut dengan kejamnya dunia
Demi melanjutkan citamu yang luhur untuk bangsa
#2 Penerang di Kegelapan
Hidup kami kala itu gelap dan tak tahu arah
Seperti seekor kerbau yang tunduk dengan tuannya
Dibawa kemanapun kami bersedia
Meksi hati nurani kami menolak
Namun, kami tak bisa berbuat apa-apa
Jangankan untuk menjadi wanita pekerja
Belajar membaca saja sudah bagai neraka
Karena kala itu kami tak diperbolehkan