Sebelum Menyerah, Abdul Latip Duda Penganiaya Ade Armando Sempat Temui Ibunya di Sukabumi

Abdul Latip si penggembala domba warga Sukabumi, pelaku penganiayaan Ade Armando saat demo mahasiswa di Gedung DPR RI akhirnya menyerahkan diri

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Mega Nugraha
ISTIMEWA
Abdul Latip, pengembala domba yang diduga sebagai pengeroyok Ade Armando, kini diburu polisi. 

 Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin 

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Setelah sempat buron, Abdul Latip si penggembala domba warga Sukabumi, pelaku penganiayaan Ade Armando saat demo mahasiswa di Gedung DPR RI akhirnya menyerahkan diri.

Abdul Godeg alias Abdul Latip terekam kamera memukul Ade Armando. Setelah fotonya viral, dia sempat melarikan diri.

Saat tahu Abdul Hadi si penggembala domba ini buronan Polda Metro Jaya karena terlibat penganiayaan Ade Armando, keluarganya di Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi menangis tak henti dan terkejut.

Informasi yang dihimpun, Abdul Latip sempat pulang dulu ke rumahnya. Kemudian dia diantar ke Polres Sukabumi oleh guru silatnya. Setelah menunggu, Abdul Latip akhirnya dijemput anggota Polda Metro Jaya.

Kapolres Sukabumi AKBP Dedy Darmawansyah mengatakan, Abdul Latip menyerahkan diri diantar keluarganya, Rabu (13/4/2022) malam. 

"Semalam diantar keluarganya," ujarnya via aplikasi perpesanan, Kamis (14/4/2022). 

Menurutnya, saat ini Abdul Latip sudah diserahkan ke Polda Metro Jaya, karena Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Jakarta, wilayah hukum Polda Metro Jaya. 

Baca juga: Bukan Ditangkap, Abdul Latip Pria yang Aniaya Ade Armando Serahkan Diri ke Polisi di Sukabumi

"Sudah diambil oleh Polda Metro tadi pagi dan sempat di polres, karena hasil riksa TKP dan penyidik Metro, maka saya serahkan ke (Polda) Metro," jelasnya.

Sosok Abdul Latip

Kapolsek Tegalbuleud AKP Deni Miharja mengatakan, Abdul Latip merupakan warga Tegalbuleud dan alamatnya sesuai dengan poster yang beredar di media sosial. Tapi, berdasarkan pengakuan dari orangtua, Abdul Latip bukan seorang mahasiswa. 

"Benar ya bahwa sodara yang berinisial A itu warga Tegalbuleud. Adapun status sodara A tersebut duda ya dan wiraswasta dia bukan mahasiswa," jelasnya. 

Deni mengatakan, awalnya Abdul Latip izin kepada keluarganya untuk pergi ke Surade menemui temannya. Orang tua Abdul Latip tidak mengetahui bahwa anaknya itu pergi untuk demo. 

"Keadaan orang tersebut pada hari Minggu dia bilang kepada keluarganya akan menemui temannya di Surade dan mungkin dari sana berangkat ke Jakarta. Menurut informasi dari Surade benar dia ada yang mengajak ke Jakarta untuk demo, walaupun si A itu bukan Mahasiswa," terangnya. 

Diketahui, tak hanya nama Abdul Latip yang tersebar di media sosial disebut sebagai propokator penganiayaan terhadap Ade Armando dalam demo 11 April 2022 itu. 

Di poster yang beredar terdapat empat orang diduga pelaku pengeroyokan atau penganiayaan terhadap Ade Armando

Orangtua si Penggembala Domba Nangis

Staf Kecamatan Tegalbuleud, mengunjungi rumah Abdul Latip. Hasilnya, benar saja, Abdul Latip berangkat dari rumahnya di Sukabumi ke Jakarta pada Minggu (10/4/2022).

Kasi Trantib Kecamatan Tegalbuleud, Denda Sudenda mengatakan, saat ditunjukan foto dan video Abdul Latif di Gedung DPR RI sedang aniaya Ade Armando, orangtua Abdul Latip menangis.

"Ibunya terus-terusan menangis karena anaknya sampai kemarin belum pulang sudah seminggu," tutur Denda.

Foto dan video Abdul Latip juga sudah menyebar sampai ke ponsel warga di kampung itu sebelum Denda tiba menemui orangtua.

"Bapak dan ibunya mengakui bila anak bungsunya pergi dari rumah Minggu pekan lalu, sampai kemarin belum pulang," katanya.

Cerita orangtua, sehari-hari, Abdul Latip seorang penggembala domba dan mengurus serta mencarikan rumput.

"Anaknya pendiam, hanya lulusan SD lalu SMP-nya ikut paket B dan sempat mondok di pesantren di Kecamatan Kalibunder," jelas dia.

Seminggu yang lalu, ia minta uang ke orangtuanya dengan alasan mau berangkat ke Jakarta bersama temannya.

Oleh orangtuanya yang sehari-hari bekerja penyadap kelapa hanya dibekali uang Rp 30.000.

"Minggu berangkat pagi, sampai saat ini lebih dari seminggu belum pulang juga. Saat saya berkunjung ke rumahnya, ibunya menangis terus ingin anaknya pulang," sambung Denda.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved