Ada Kehidupan di Dasar Jurang Cadas Pangeran, Dihuni 45 Orang dan Disebut Kampung Angker
Di balik rimbunnya hutan dan semua cerita misteri yang melingkupi Cadas Pangeran Kabupaten Sumedang, di bawah jurang, ternyata ada kehidupan.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Mega Nugraha
Sumber daya air dan kesuburan tanah di wilayah itu membuat warga tetap bertahan. Sebagian warga berprofesi sebagai petani, meski ada juga yang bekerja sebagai kuli proyek.
Kampung Ciseda terkenal angker. Selain karena daerah sepanjang Cadas Pangeran merupakan kuburan korban genosida Herman Willem Daendels, sekarang-sekarang ini sering juga ditemukan mayat buangan.
"Banyak itu yang buang mayat ke sini. Malam hari itu kan gelap. Begitu pagi datang, sering ditemukan mayat orang. Apalagi dulu waktu zaman penembakan misterius (petrus)," kata Iwan di Ciseda.
Dia mengatakan, berdasarkan cerita lisan yang dia terima dari orang tua, Kampung Ciseda merupakan pusat perkumpulan para ulama dan pejuang yang sedang membela bangsa dan negara.
Bahkan, di tempat itu pernah berdiri pesantren, meski kini jejak-jejak fisiknya sudah tak bisa ditelusuri.
Di kampung itu, meski terpencil, tetapi sudah ada aliran listrik. Listrik mengalir tahun 1998. Kini, jalan setapak untuk menuju ke Jalan Raya Cadas Pangeran pun sudah ditembok.
"Tapi meski jalan sudah bagus dan bisa dipakai motor, kalau ada orang sakit atau orang mau melahirkan, tetap diangkut pakai tandu,"
"Tandu dibuat dari kursi dan gagang untuk mengangkat kursi itu," kata Iwan.