Mahasiswi Garut Dianiaya
Kasus Mahasiswi di Garut Dianiaya, Pengacara Korban Pastikan Bukan soal Utang tapi soal Proyek
Peristiwa ini pun viral di media sosial selama satu pekan ini, karena videonya beredar luas.
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Ravianto
Rifda mengaku masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi terhadapnya.
Dia disekap, dianiaya, kepalanya dibenturkan ke lemari hingga babak belur.
"Masih tidak percaya saja saya mengalami kejadian ini. Di tragedi malam itu sepertinya saya dan ibu akan mati karena pelaku mengancam akan membunuh," ujar Rifda saat diwawancarai Tribunjabar.id di kediamannya, Kamis (24/3/2022).
Keberaniannya merekam saat detik-detik rumahnya diporak-porandakan patut diapresiasi.
Dalam kondisi tertekan, ia masih bisa melakukan hal yang logis yang ternyata bisa menyelamatkannya dari maut.
Di malam mencekam itu, ia pun menolong ibunya yang sedang dianiaya oleh pelaku, bahkan pelaku sempat ditendang olehnya.
Namun perlawanannya itu sia-sia.
Dia akhirnya bisa disekap bersama ibunya dan berulang kali dipukuli.
"Saya ditonjok, ditendang dan digusur (diseret), ponsel saya pun dilempar hingga pecah."
"Beruntung video bukti kuat mereka masuk dan menghancurkan seisi rumah sempat kekirim ke saudara," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa dirinya dan ibunda saling menolong satu sama lain.
Saat Rifda dianiaya, sang ibu turun menolong, namun ibunya itu malah menjadi sasaran kemarahan.
Rifda pun akhirnya kembali menolong ibunya dan kembali menjadi sasaran brutal dari para pelaku.
"Jadi begitu terus, saya nolong mamah malah saya yang kena hantam. Terus mamah nolong saya, sasaran pindah ke mamah," ucapnya.
Hingga akhirnya ia berhasil keluar dari rumahnya dan meminta pertolongan polisi.
Di malam itu juga pelaku berhasil dibekuk oleh polisi di tempat kejadian.(Tribun Jabar / Sidqi Al Ghifari)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/prabowo-febrianto-pengacara.jpg)