Rusia Serang Ukraina
Presiden AS: Rusia Tak Akan Pernah Menang Perang di Ukraina, Putin Bikin Warga Sipil Menderita
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa konflik itu menuntut harga yang mengerikan dan telah menciptakan 2 juta pengungsi.
TRIBUNJABAR.ID - Joe Biden, Presiden Amerika Serikat (AS), mengatakan pada Selasa (8/3/2022) bahwa perang di Ukraina tidak akan pernah menjadi kemenangan bagi Presiden Vladimir Putin ketika kemarahan global memuncak atas penderitaan warga sipil yang terperangkap dalam invasi Rusia.
Joe Biden, yang berbicara dari Gedung Putih, melancarkan serangan sengit terhadap pemimpin Rusia itu.
Dia mengatakan bahwa konflik itu menuntut harga yang mengerikan dan telah menciptakan 2 juta pengungsi.
“Rusia mungkin terus melanjutkan kemajuannya dengan harga yang mengerikan, tetapi ini sudah jelas, Ukraina tidak akan pernah menjadi kemenangan bagi Putin,” ucap Biden memperingatkan, dikutip dari AFP.
Baca juga: Ini Daftar Negara Tak Bersahabat yang Dikeluarkan Rusia Setelah Serang Ukraina, Ada Indonesia?
Biden berbicara demikian saat membidik jalur kehidupan ekonomi Moskwa dengan melarang impor minyak dari Rusia.
"Putin mungkin bisa merebut sebuah kota, tapi dia tidak akan pernah bisa menguasai negara," ujar Biden.
Terlepas dari sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya, Putin diketahui terus melanjutkan kemajuan militernya.
Meski demikian, Moskow setuju untuk mendirikan "koridor kemanusiaan" dari empat kota Ukraina pada hari ke-13 invasi.
Kiev telah mencap koridor sebagai aksi publisitas karena banyak dari rute keluar mengarah ke Rusia atau sekutu mereka, Belarus.
Kedua belah pihak saling menuduh soal pelanggaran gencatan senjata.
Menurut PPB, jumlah pengungsi yang membanjiri perbatasan Ukraina untuk melarikan diri dari kota-kota yang dihancurkan oleh penembakan dan serangan udara Rusia telah melewati angkat 2 juta.
Fenomena ini dilihat sebagai krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II.
Mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin membesar, Biden berjanji AS akan mendukung sekutunya.
"Amerika Serikat akan berbagi tanggung jawab merawat para pengungsi sehingga biaya tidak sepenuhnya dibebankan pada negara-negara Eropa yang berbatasan dengan Ukraina," ungkap dia.
Baca juga: Jenderal Rusia yang Tewas di Ukraina Bertambah, Terbunuh Saat Bertempur Dekat Kharkiv
Biden menyatakan bahwa perang Putin telah menyebabkan penderitaan yang sangat besar dan hilangnya nyawa yang tidak perlu, termasuk wanita dan anak-anak.
Dia menuduh pemimpin Rusia itu menargetkan warga sipil tanpa pandang bulu, baik di sekolah, rumah sakit, maupun gedung apartemen.
"Namun, Putin tampaknya bertekad untuk melanjutkan jalan pembunuhannya, apa pun risikonya," ungkap Presiden AS.
Para pejabat AS mengatakan tujuan menyeluruh Washington adalah untuk membatasi konflik di Ukraina untuk menghindari limpahan yang dapat memprovokasi Putin ke dalam konfrontasi langsung--dan berpotensi nuklir.
Dengan pejabat intelijen AS sekarang percaya Rusia sedang menggali untuk perang yang berlarut-larut, prioritas Washington adalah untuk memompa bantuan militer ke perlawanan Ukraina untuk membantunya melawan.
"Kami akan terus mendukung orang-orang Ukraina pemberani saat mereka berjuang untuk negara mereka," kata Biden, berjanji untuk mendukung mereka melawan tirani, penindasan, dan tindakan kekerasan penaklukan.
"Ketika sejarah perang ini ditulis, perang Putin di Ukraina akan membuat Rusia lebih lemah dan seluruh dunia lebih kuat," seru dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biden Berseru Perang di Ukraina Tak Akan Pernah Dimenangi Putin", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2022/03/09/065500670/biden-berseru-perang-di-ukraina-tak-akan-pernah-dimenangi-putin?page=all#page2.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/joe-biden.jpg)