Harga Daging Sapi di Kota Bandung Mulai Naik, Disperindag Kota Bandung Sebut Belum Separah Jakarta
Mulai kurangnya ketersediaan daging sapi karena Kota Bandung lebih mengandalkan pada daging impor dari Australia dan New Zealand.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Masyarakat tengah dipusingkan dengan kelangkaan minyak goreng, kenaikan kedelai hingga sempat beberapa hari mogok produksi, kenaikan harga cabai, dan terakhir kondisi ketersediaan daging sapi yang mulai berkurang menjelang Ramadan terjadi di Kota Bandung.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Elly Wasliah mengakui mulai kurangnya ketersediaan daging sapi karena Kota Bandung lebih mengandalkan pada daging impor dari Australia dan New Zealand.
"Kami kalau soal daging sapi sekarang lagi mengumpulkan datanya. Tapi, yang pasti di Bandung ini tak seberat atau separah di Jakarta. Harganya masih relatif tidak seperti di Jakarta," katanya di Balaikota, Jumat (25/2/2022).
Baca juga: Harga Daging Sapi di Sumedang Mulai Naik, Dari Rp 125 Ribu kini Jadi Rp 130 Ribu
Data-data yang hendak dikumpulkan Disperindag Kota Bandung, katanya, guna mengetahui data rumpah potong hewan (RPH) memotong berapa ekor lalu pengimporan daging beku berapa jumlahnya hingga permasalahan kendala yang dihadapinya.
"Jadi, data-data itu harus diketahui dahulu sehingga belum dapat berkomentar banyak," katanya.
Terkait disinggung bakal diselenggarakannya operasi pasar untuk daging, Elly menegaskan belum memikirkan ke hal tersebut.
"Jangan dulu (OP daging). Kan kalau mendengar sepintas kemarin saya sudah coba konfirmasi ke satu importir untuk tahu harga ternak dan daging yang memang ada peningkatan dari Australianya. Intinya, saya tak ingin satu importir tapi mesti ada beberapa importir biar komprehensif alasannya," ujarnya seraya menyebut untuk di Bandung ada beberapa importir.
Elly juga mengatakan bahwa Bandung sangat tergantung pada negara lain untuk pasokan daging. Sekitar 98 persen, katanya, dilakukan impor pangan.
Baca juga: Belum Semua Pedagang Setuju Wacana Mogok Jualan, Harga Daging Sapi di Majalengka Masih Normal
Apalagi, Jawa Barat bukanlah produsen sapi potong sehingga Bandung sangat tergantung pada impor berbeda dengan Jawa Timur yang merupakan sentranya daging.
"Kota Bandung jelas terdampak ketika ketersediaan daging berkurang sama dengan Jakarta. Kalau ada riak-riak di Australianya atau New Zealand pasti Kota Bandung terkena," ujarnya.(*)