Blak-blakan Bupati Langkat soal Kerangkeng: Kami Ingin Bantu Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Bupati Langkat Terbit Perangin-angin mengaku membuat kerangkeng di rumahnya untuk panti rehabilitasi pecandu narkoba.

Editor: Mega Nugraha
Istimewa
Kerangkeng untuk manusia di rumah pribadi Bupati Langkat mirip kandang binatang 

Selama tinggal di wilayah itu, Suparman mengaku sudah tahu soal kerangkeng sebagai tempat rehabilitasi pecandu narkoba.

"Ada sekitar 500 orang yang sudah sembuh di sana. Sebagian yang sudah sembuh dan punya skill, langsung dikaryawankan Pak Bupati. Jadi kita kasih skill dia mulai dari sortasi buah sawit, mesin, dan lainnya," kata Suparman dikutip dari Kompas.

Kerangkeng ibaratnya tempat kamar ruangan tidur hanya penampilannya saja yang mirip ruangan penjara. Dia membantah pernyataan soal adanya perbudakan modern tersebut.

Termasuk membantah para pekerja tidak diupah hingga tidak diberi makan.

"Kerja paksa itu enggak ada. Pemukulan itu juga tak ada. Warga yang menitipkan keluarganya di situ resah kalau itu ditutup. Mereka menolak," katanya.

Apalagi, selama ini, warga yang menitipkan anggota keluarganya di tempat Bupati Langkat itu, tidak membayar biaya rehabilitasi.

"Ada pemberitaan makan dua kali sehari. Tidak ada. Normal semua. Apa yang dimakan bupati itu yang dimakan mereka. Olahraga rohani dan tempa skillnya berdasarkan kemampuannya," katanya.

Dikatakannya, warga binaan itu, datang dibawa oleh keluarganya dengan kesepakatan. Jika warga binaan itu sudah sembuh sebelum selesai waktu dalam kesepakatan itu, pihak keluarga bisa membawanya pulang.

"Boleh lah (diambil). Kan ada kesepakatan itu berapa lama. Ada yang kontraknya setahun, 8 bulan sudah sembuh dan skillnya ngelas bisa, langsung dikaryawankan pak Bupati," katanya.

Keseharian Penghuni

Penghuni kerangkeng besi di rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-angin buka suara soal tuduhan perbudakan modern di tempat itu.

Js (27) warga Namo Ukur Kecamatan Sei Bingei, Langkat Sumatera Utara, sudah 4 bulan tinggal di kerangkeng bersama pemuda lainnya.

Tujuannya, sembih dari kecanduan narkoba dan sedikit banyak dipekerjakan di kebun sawit milik bupati.

Selama 4 bulan tinggal di kerangkeng dalam rangka penyembuhan kecanduan narkoba, dia merasa lebih baik.

Bisa makan tiga kali sehari, bangun pagi, istirahat teratur, olahraga dan ibadah.

Sumber: Kompas
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved