Warga Pangandaran Masih Keluhkan Minyak goreng, di Toko Modern Habis, di Toko Kelontongan Mahal
Seharusnya, ucapnya, bukan hanya di toko modern, tapi juga di toko-toko kelontongan termasuk di pasar, harga minyak goreng turun.
Penulis: Padna | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN- Sejumlah warga di Kabupaten Pangandaran mengeluhkan harga minyak goreng di toko kelontong masih terhitung tinggi.
Warga di Balater, Padaherang, Pangandaran, Karmilah (56), menyebut harga minyak goreng di toko kelontongan itu Rp 21 ribu perkilogram.
"Kalau saya beli setengah kilogram, itu harganya Rp 11 ribu. Mau minyak curah mau kemasan, itu harganya masih mahal," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di rumahnya, Selasa (25/1/2022) pagi.
Seharusnya, ucapnya, bukan hanya di toko modern, tapi juga di toko-toko kelontongan termasuk di pasar, harga minyak goreng turun.
"Saya tahu di toko seperti Alfamart sudah murah, tapi stoknya ada enggak? Karena, pas belanja kemarin sore itu sudah habis, dan katanya nunggu kiriman," ucapnya.
Baca juga: Minyak Goreng Satu Harga Bikin Pedagang Kecil di Bandung Barat Rugi, Harga dari Distributor Tinggi
Kepala bidang Pengembangan Perdagangan dan Kemetrologian Dinas Perdagangan dan Koperasi UMKM Kabupaten Pangandaran, Supendi, menyampaikan masalah harga minyak goreng itu kewenangannya ada di pemerintahan pusat.
"Karena, mereka (pedagang) juga kebingungan, dia mau mengklaim ke mana? Karena itu stok minyaknya, kan, masih stok yang lama. Jadi, harganya juga masih harga dulu sekitar Rp 17 ribu, Rp 19 ribu, dan Rp 20 ribu per kilogram," katanya.
Ia menyarankan para pedagang untuk secepatnya komunikasi langsung dengan supplier, distributor atau produsennya.
"Karena yang disubsidi kan produsen, cuma dalam aturan menteri itu yang masuk di APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) seperti supplier ke tok modern," ujarnya.
Ia berharap, ke depan, harga minyak goreng di toko kelontong biasa maupun di pasar tradisional bisa segera menyesuaikan.
"Rabu besok (26/1/2022), harusnya harga bisa menyesuaikan meskipun memang kendalanya subsidi itu tidak langsung," ucap Supendi.