Minyak Goreng Satu Harga Bikin Pedagang Kecil di Bandung Barat Rugi, Harga dari Distributor Tinggi
Program yang digagas pemerintah untuk menekan harga minyak goreng itu dirasa tidak adil karena hanya menggandeng toko modern.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Sejumlah pedagang kecil yang menjual minyak goreng eceran di Kabupaten Bandung Barat (KBB) merasa dirugikan dengan adanya kebijakan satu harga.
Seperti diketahui, pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan mengimplementasikan kebijakan minyak goreng satu harga Rp 14.000 per liter untuk semua jenis kemasan sejak 19 Januari 2022 lalu.
Pedagang minyak goreng di Pasar Curug Agung, Padalarang, KBB, Ade (50), mengatakan, program yang digagas pemerintah untuk menekan harga minyak goreng itu dirasa tidak adil karena hanya menggandeng toko modern.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Kemasan Turun, Begini Nasib Penjual Minyak Curah di Pasar Kosambi Bandung
"Imbasnya, harga eceran minyak di pasar tradisional tetap mahal. Ini sama saja mematikan pedagang kecil, karena kami beli dari distributor tetap dengan harga Rp 19.500 per liter," ujarnya di Pasar Curug Agung, Senin (24/1/2022).
Menurutnya, kebijakan pemerintah menerapkan satu harga minyak goreng kemasan dengan cara menggandeng toko modern hanya memberi keuntungan bagi perusahaan besar saja.
"Sementara para pedagang kecil, kini jadi kesulitan pelanggan karena harga minyak yang dijual lebih mahal dibanding pasar modern," kata Ade.
Ade mengatakan, saat ini dia tetap menjual minyak goreng tersebut Rp 20 ribu per liter karena distributor juga menjual dengan harga Rp 19.500 per liter, sehingga dengan kebijakan ini, yang diuntungkan toko modern.
"Karena yang bisa jual minyak murah cuma mereka. Kami cuma kena imbasnya karena pelanggan lari semua ke toko modern," ucapnya.
Atas hal tersebut, Asep berharap pemerintah melakukan pemerataan distribusi minyak satu harga. Artinya, distributor yang dilibatkan tak cuma toko modern, tapi juga pedagang kecil.
"Kalau mau distribusikan rata. Gak cuma di toko modern, jadi adil," ujar Ade.
Pedagang lainnya, Amir (53) mengatakan, hingga kini dia masih menjual minyak goreng dengan harga lama. Untuk minyak goreng curah Rp 20 ribu per kilogram, minyak goreng kemasan ukuran dua liter Rp 39 ribu, dan kemasan dua liter Rp 40 ribu.
Baca juga: Di Pasar Tradisional di Majalengka Harga Minyak Goreng Masih Rp 19 Ribu per Liter, Imbasnya Tak Laku
"Karena harga minyak goreng mahal, pembeli jadi mengurangi pembelian. Apalagi dengan adanya perbedaan harga antara yang dijual di minimarket dan pasar tradisional," ucapnya.