Ingat Pria di Karawang yang Ditembak Tetangga? Ternyata Dendam Pilkades, Selamat Berkat Nyamuk
Atang menduga pelaku mengincar kepalanya, beruntung malam itu dirinya secara reflek mengangkat tangan sembari memalingkan kepa
Penulis: Irvan Maulana | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID, KARAWANG - Ingat kasus pria di Karawang ditembak tetangganya sendiri saat sedang tidur?
Ketika itu tiba-tiba saja suara letusan senapan gas mengagetkan semua orag.
Korban berteriak. Kondisinya bersimbah darah akibat ditembak.
Sebuah peluru kaliber 4,5 milimeter menembus pangkal lengan kanan Atang (55).
Baca juga: Sedang Tidur di Rumahnya, Warga Karawang Ini Tiba-tiba Ditembak Tetangga Sendiri
Atang merupakan warga Kampung Palasari, Desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang.
Darah semakin banyak keluar dari luka tembak hingga korban dilarikan ke Puskesmas terdekat. Namun sayang, puskesmas tidak sanggup menangani.
Akhirnya Atang di bawa ke RSUD Karawang, namun lagi-lagi Atang tak tertangani di RSUD karena keterbatasan alat, sehingga ia harus dilarikan ke rumah sakit swatsa di sekitar yang memiliki fasilitas lengkap.
"Saya sedang tidur berbantalkan lengan menatap langit-langit rumah, saya kira waktu itu dia (pelaku) mengincar ubun-ubun kepala saya," ujar Atang bercerita ketika disambangi dikediamannya, Jumat (21/1/2022).
Atang menduga pelaku mengincar kepalanya, beruntung malam itu dirinya secara reflek mengangkat tangan sembari memalingkan kepala melihat ke arah pangkal lengan kanan yang telah ditembak pelaku.
“Ada nyamuk menggigit tangan, saya reflek mau menepuk nyamuk sambil melihat posisi nyamuk memiringkan kepala dan mengangkat tangan kanan yang masih di tekuk, namun tiba-tiba peluru menghantam,” ujar Atang.
Pada saat mengkat tangan itulah dirinya dikejutkan dengan suara letusan senapan, kemudian terasa panas dan sakit luar biasa di pangkal lengan bagian atasnya.
“Setelah itu saya tidak ingat lagi karena menahan sakit luar biasa, anak saya dan para tetangga membawa saya ke puskesmas lalu saya tidak ingat karena pingsan saat menuju rumah sakit,” kata dia.
Baca juga: AKBP Aldi Subartono Ungkap Motif di Balik Kasus Atang di Karawang Ditembak Tetangganya Sendiri
Atang sempat mendapatkan perawatan intensif agar bisa segera dilakukan tindakan operasi mengangkat proyektil peluru yang masih bersarang di pangkal lengannya.
“Pantasan terasa sakit banget, menurut dokter yang mengoperasi tangan saya, pelurunya pecah didalam lengan menjadi 7 bagian, pecahan proyektil peluru yang berhasil diangkat jumlahnya ada 4 bagian bagian dan 3 bagian sangat kecil," ujarnya.
Saat ini kondisi Atang sudah membaik, lengan kanannya yang ditembak senapan gas sudah mulai bisa digerakkan secara pelan dan perlahan.
"Senin depan saya harus kontrol ke rumah sakit, untuk melihat kondisi hasil operasinya,” kata Atang, sambil sesekali meringis menahan sakitnya.
Seperti diketahui pada Kamis malam (13/1/2022), sekira pukul 21.30 WIB Atang ditembak oleh tetangganya sendiri. Pelaku yang bernama Iyan, tak hanya bertetangga, akan tetapi masih saudara Atang.
Pelaku penembakan langsung diamankan malam itu juga bersama barang bukti, oleh Polsek Tegalwaru. Menurut keterangan polisi, dari hasil pemeriksaan awal diketahui pelaku masih memiliki dendam masalah Pilkades kepada korban.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Ibrahim Tompo menjelaskan, bermula saat korban dan pelaku beradu argumen hingga membuat pelaku tersinggung, penembakan ini dipicu perdebatan karena perbedaan pilihan di Pilkades pada tahun 2018.
Aksi nekat dilakukan pelaku diduga karena berbeda pilihan dalam mengusung calon kepala desa, padahal, Pilkades di Kutalanggeng sendiri berlangsung pada November 2018.
Namun dari hasil penelusuran dilapangan, pelaku memang kerap melakukan intimidasi kepada para tetangganya tanpa sebab yang jelas.
Baca juga: Tengah Tertidur Lelap, Warga Karawang Ini Tiba-tiba Ditembak Tetangganya Sendiri, Kini Kritis
Beberapa tetangga korban lainnya juga pernah merasa diintimidasi oleh pelaku, namun, para tetangga enggan melaporkan kelakuan pelaku, sebab takut oleh sifat tempramen dan premanisme yang ditunjukkan oleh pelaku.
Hal itu juga diungkap Maman (bukan nama sebenarnya), ia pernah didatangi dan dimarah-marahi tanpa sebab yang jelas oleh pelaku.
"Saya pernah didatangi oleh pelaku hingga 2 kali kerumah saya, dia memarah-marahi tanpa sebab yang jelas,” katanya.
Ia mengaku pernah diancam akan dicolok matanya oleh pelaku, namun pada saat itu ia tak menganggap dan tak mengambil hati atas sikap pelaku. (*)