Pramuka Korban Lingkaran Setan

BREAKING NEWS, Kondisi Terkini Siswa Korban Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis yang Dirawat di RS

Dalam siaran langsung Facebook wartawan Tribunjabar.id dari Pangandaran, terungkap bagaimana kondisi terkini korban Lingkaran Setan Pramuka

Penulis: Widia Lestari | Editor: Seli Andina Miranti
Shutterstock
Ilustrasi - kondisi siswa korban Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis. 

TRIBUNJABAR.ID - Seorang siswa korban lingkaran setan dalam kegiatan Pramuka SMAN 1 Ciamis harus mendapatkan perawatan. Ia adalah warga Pangandaran.

Dalam siaran langsung Facebook wartawan Tribunjabar.id dari Pangandaran Kamis (13/1/2022), terungkap bagaimana kondisi terkini siswa tersebut.

Saat ini, korban tengah terbaring di RSUD Pandega Pangandaran. Ia sedang menjalani perawatan dan sudah ditangani oleh dokter.

Kini, kondisi siswa korban Lingkaran setan Pramuka itu sudah mulai membaik.

"Kondisi korban sudah mulai membaik dan saat ini menunggu keputusan dari dokter," kata Padna, wartawan yang melaporkan langsung dari rumah sakit.

Baca juga: Saling Hajar di SMAN 1 Ciamis, Atalia Praratya: Lingkaran Setan Bukan Kegiatan Pramuka

Berdasarkan laporan dari lapangan, siswa itu mengikuti kegiatan pramuka di sekolahnya, SMAN 1 Ciamis.

Ia harus mengikuti aksi saling pukul yang diperintahkan seniornya.

Kegiatan itu bernama Lingkaran Setan, yang mana para anggota pramuka itu adu ketahanan kekuatan.

Siswa yang paling kuat dalam aksi saling pukul itu akan dipilih menjadi pimpinan sangga (ketua kelompok dalam regu).

Namun, kegiatan Lingkaran Setan ini dilakukan tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

Selain siswa yang dirawat di RSUD Pandega Pangandaran, ada juga tiga siswa lain yang merupakan korban Lingkaran Setan Pramuka itu.

Keluarga korban di Pangandaran, yang diduga korban penganiayaan senior dalam kegiatan 'lingkaran setan' Pramuka di SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa barat, meminta pihak terkait serius menangani kasus yang menimpa anaknya.
Keluarga korban di Pangandaran, yang diduga korban penganiayaan senior dalam kegiatan 'lingkaran setan' Pramuka di SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa barat, meminta pihak terkait serius menangani kasus yang menimpa anaknya. (Istimewa)

Pengakuan Orangtua Korban

Keluarga korban di Pangandaran, yang diduga korban penganiayaan senior dalam kegiatan lingkaran setan Pramuka di SMAN 1 Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa barat, meminta pihak terkait serius menangani kasus yang menimpa anaknya.

Korban berinisial F merupakan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Ciamis dan warga di Desa Babakan, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Jawa barat.

Dan kini, korban ditemani ibunya sedang berada di RSUD Pandega Pangandaran menjalani perawatan medis. 

Orang tua korban, Ani Susani mengaku, sebelum kejadian yang menimpa anaknya Ia sempat komunikasi pada hari Kamis (6/1/2022).

"Terakhir komunikasi, anak saya minta restu. Bahwa, sebentar lagi saya (F) akan dilantik, dan mudah mudahan terpilih menjadi pinsa (pimpinan sangga)," ujarnya menirukan ucapan anaknya, saat ditemui sejumlah wartawan di RSUD Pandega Pangandaran, Rabu (12/1/2022) sore.

Baca juga: TERUNGKAP, Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis, Junior Saling Pukul, yang Terkuat Jadi Pimpinan

Kemudian, kata Ia, dari pihak sekolah, pada hari Kamis itu (6/1/2022) terakhir aktivitas dan tidak ada kegiatan lainnya lagi.

"Tapi, ternyata, setelah saya tahu kronologi cerita anak saya, pada hari Sabtu (8/1/2022) ternyata para senior oknum Pramuka ini mengadakan sebuah kegiatan," katanya. 

"Akhirnya, pada hari Sabtu (8/1/2022), ternyata, seluruh anak di sangga itu, 21 anggota disuruh membuat lingkaran, yang dinamakan lingkaran setan."

Kemudian, mereka saling pukul memukul antara teman satu dan temannya.

"Saling pukul, kudu tarik silih gablok (harus kencang saat dipukul). Siapa yang tangguh mendapat pukulan itu, maka akan terpilih menjadi pinsa," ucap Ani.

Dan yang kuat itu, hanya tersisa empat Siswa dan yang satu mundur karena memang tidak sanggup. 

"Yang tetap Kokoh adalah empat orang, yaitu  anak berinisial M, E dan juga anak Saya (F)," kata Ia.

Mereka, semuanya tangguh tetapi pada akhirnya ternyata anak-anak mengalami lebam-lebam, sakit panas semuanya.

"Kemudian, kalau M itu ada robek dibagian bibir, kalau anak saya luka lebam, ada luka tamparan atau ada luka pukulan," ujarnya..

Menurutnya, awal mengetahui anaknya mengalami luka-luka yaitu dari satu orang tuanya korban (ibunya E).

Ia tahu setelah ada WhatsApp dari ibunya E. Hari Sabtu sore, sampai malam Minggu itu, anaknya tidak bisa dihubungi. 

"Ternyata, menurut cerita anak saya, bahwa karena ketiga anak kondisinya panas, termasuk anak Saya yang keadaannya paling parah itu dibawa ke kosannya senior," ucap Ani.

Memang, disana (kosannya senior) juga diobati, kemudian dikompres biar kempes lebamnya. 

Paginya, katanya M pulang, kemudian akhirnya bertemu dengan ayahnya dan ayahnya merasa curiga.

"Ketika ditanya ayahnya, anak tersebut bercerita semuanya. Dan dari situ ketahuan, bahwa ini ada unsur penganiayaan yang tidak wajar," ucap ceritanya.

Ia berharap, pihak terkait serius menangani terduga pelaku percobaan penganiayaan yang merupakan seniornya.

"Harapan saya hanya satu, bagaimana caranya seluruh pihak menangani kasus ini agar anak tersebut jera, dan tidak terulang lagi," ucap Ani.

Sebagian artikel ini ditulis wartawan Tribunjabar.id Pangandaran, Padna yang telah tayang dengan judul Sadisnya Lingkaran Setan Pramuka di SMAN 1 Ciamis, Korban Dipukuli, Kini Terbaring di Rumah Sakit.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved