Bagian Tersulit Jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung Ada di Purwakarta, Ditengok Menkomarinves

Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan sempat meninjau kontruksi terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung di Kabupaten Purwakarta.

Editor: Mega Nugraha
Istimewa
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat meninjau kontruksi terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung di Kabupaten Purwakarta, Rabu (121/2022 

TRIBUNJABAR.ID,PURWAKARTA- Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan sempat meninjau kontruksi terowongan kereta cepat Jakarta Bandung di Kabupaten Purwakarta, Rabu (121/2022).

Dalam kesempatan itu, Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyimak paparan soal progress terowongan tersebut serta tantangan dalam menyelesaikannya.

Kata dia, pembangunan terowongan itu diakuinya ada tantangan geografis namun bisa ditangani dengan baik. Dia memastikan terowongan itu aman dilintasi.

Baca juga: Tinjau Pengerjaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Purwakarta, Luhut Target Tunnel 2 Rampung April

“Tunnel 2 ini memang memiliki tantangannya tersendiri. Dari awal sudah kita ketahui jika struktur tanahnya labil. Namun kondisi sekarang sudah lebih baik dan bisa ditangani,” ujarnya.

Presiden Direktur KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, kedatangan Luhut Binsar Pandjaitan jadi dukungan moral dalam penyelesaian terowongan tersebut.

Mengingat, dari seluruh jalur kereta cepat Jakarta Bandung, pembangunan terowongan tersebut jadi hal paling tersulit.

Untuk diketahui, titik konstruksi Tunnel #2 merupakan salah satu titik Konstruksi
dengan tantangan geografis yang tinggi dalam proyek KCJB karena lokasinya berada di area clay shale.

Baca juga: PPK Tol Cisumdawu Klaim Pembebasan Lahan Seksi 1 Cileunyi-Pamulihan Sudah Rampung Semua

Tunnel#2 ini akan menjadi terowongan pertama di Indonesia yang berhasil dibangun di area clay shale. Dikatakan Dwiyana, area clay shale merupakan jenis tanah dengan karakteristik yang mudah lapuk apabila terekspos saat penggalian berlangsung.

Mengingat kondisi tanah yang memiliki potensi menimbulkan pergerakan konstruksi timbunan maupun
konstruksi jalan yang terdapat di atasnya, sehingga proses pembangunan tunnel
harus dilakukan dengan berhati-hati dan seksama.

“Tunnel #2 memang salah satu titik tersulit. Lokasinya berada di area clay shale yang
karakteristik tanahnya mudah lapuk apabila terekspos saat penggalian berlangsung.
Untuk itu, diperlukan kehati-hatian dalam pengerjaannya dan tidak bisa dilakukan
secara terburu-bur,” kata Dwiyana.

Dia menjelaskan, selama proses pengerjaan terowongan, melibatkan ahli tunnel dan grouting dari Tiongkok dan ITB.

Melalui adanya kolaborasi ini, diharapkan
juga terjadi transfer knowledge dalam bidang konstruksi terowongan sekaligus
dalam mengatasi kendala dalam proses konstruksi di Tunnel #2.

Baca juga: Ada Warga Majalengka Terjangkit Omicron, Pemkab Cari Tahu Identitasnya, Baru Pulang dari Arab Saudi

“Para ahli dari Tiongkok dan ITB tersebut akan dimaksimalkan untuk transfer
knowledge kepada seluruh pekerja KCJB di titik konstruksi tersebut,” terang Dwiyana
Slamet Riyadi.

Lebih lanjut, Dwiyana menyebutkan bahwa tenaga ahli berpengalaman tersebut
didatangkan untuk membantu bagian permukaan terowongan karena sangat
menguasai metode grouting yang selama ini dipakai untuk mengerjakan beberapa
proyek terowongan KCJB.

“Kami akui bahwa dalam pengerjaan Tunnel #2 yang berada di area clay shale
membutuhkan penanganan khusus. Dikarenakan pengerjaan Tunnel #2 KCJB
menggunakan metode grouting, kami mengumpulkan para ahli tunnel yang
menguasai grouting dari Tiongkok dan dari ITB untuk membantu memperkuat surface
tunnel atau permukaan terowongan,” jelas Dwiyana.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved