Penemuan Mayat di Subang
HARI KE-144 Kasus Subang: Bias dan Sulit Diungkap, Harus Rasional, Semoga Januari Ini Terkuak
Hari ini, Sabtu (8/1/2022), kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, sudah menginjak hari ke-144.
Penulis: Dwiky Maulana Vellayati | Editor: Hermawan Aksan
Dari kejanggalan tersebut diduga pelaku dapat masuk ke rumah karena punya akses atau memegang kunci.
Namun kemudian, dari mana pelaku mendapatan kunci rumah korban.
Kedua, polisi menemukan dua jejak kaki yang berbeda di lokasi TKP.
Saat itu belum bisa dipastikan apakah dua jejak kaki tersebut jejak pelaku atau bukan.
Ketiga, kejanggalan tidak ada barang yang hilang, kecuali telepon genggam milik Amalia Mustika Ratu.
Dari kejanggalan tersebut diduga motif perampasan nyawa bukan karena perampokan.
Oleh karena kepolisian mencari motif yang harus diselidiki dari perampasan nyawa terhadap Tuti dan Amalia tersebut.
Menanggapi kejanggalan dalam kasus Subang tersebut, Adrianus menggambarkan analisisnya.
Menurutnya, sejauh ini mestinya sudah ada gambaran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada detik-detik terjadinya perampasan nyawa.
“Itu bisa menjelaskan bagaimana terjadi kejanggalan seperti itu,” ujarnya.
Adrianus menganalisis perbedaan antara pembunuhan dadakan dengan pembunuhan yang sudah direncanakan.
Menurutnya pembunuhan dadakan biasanya akan ada pelaku yang dianggap aneh, seperti reaksi pada sang korban.
Demikian ia melihat, polisi dalam hal ini pun belum bisa memastikan situasi perampasan nyawa di Subang tersebut, apakah direncanakan atau tidak.
Karena penjelasan kejadian tersebut tidak pernah dinyatakan polisi, maka menurut Adrianus timbul reaksi dari publik.
Hal tersebut lantas menurutnya menimbulkan opini bahwa ada keanehan atau kejanggalan.
“Padahal sebetulnya, hal-hal yang aneh itu tidak aneh jika kita tahu apa situasinya,” ujarnya. (*)