Dedi Mulyadi Minta Kapolda Tindak Penebang Pohon dan Penambang Emas Liar di Gunung Gelap Garut
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta polisi menindak kasus dugaan penebangan pohon dan
TRIBUNJABAR.ID - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta polisi menindak kasus dugaan penebangan pohon dan penambangan emas liar yang terjadi di Gunung Gelap di Kecamatan Mekarmukti, Kabupaten Garut.
Sebelumnya Kang Dedi Mulyadi mendapat keluhan dari Kades Mekarmukti, Kecamatan Mekarmukti, Kabupaten Garut Hikmat Wijaya mengadu adanya penebangan pohon dan penambangan emas liar di sekitar Leuweung Sewu dan Gunung Gelap.
“Pak Kades titip pesan di Gunung Gelap masih ada penambangan emas liar dan penebangan pohon liar. Karena Pak Kapolda juga orang Garut, mohon pelakunya ditindak,” ucap Dedi.
Jika terus dibiarkan, kata Dedi, gunung akan menjadi gundul dan berimbas bencana ke sekitar termasuk Desa Mekarmukti. Ia pun tak ingin kelak Garut selalu menjadi titik bencana.
“Jangan sampai Garut jadi sumber bencana. Bencana harus dicegah tidak boleh ada penebangan dan penambangan liar di Garut. Pak Kapolda, Kapolres dan Kapolsek untuk menindak,” ujarnya.
Baca juga: Kemarin Dedi Mulyadi Tinjau Lokasi Banjir Bandang di Garut, Minta Usut Tuntas Alih Fungsi Lahan
Kades Nasionalis Anti Perusakan Alam
Dedi Mulyadi sendiri kagum dengan sosok Kades Mekarmukti Hikmat Wijaya. Sebelumnya sang kades pernah menjadi TKI di Malaysia bekerja mengurusi sawit dan karet.
Hikmat pun pulang untuk membangun desanya. Ia mengubah pola pikir masyarakat desa yang semula para penebang pohon liar di hutan menjadi petani karet.
“Dulu pertamanya saya lihat di sini para pencuri jati di hutan. Orang tua saya sayang, kasihan pada alam. Makanya saya disuruh untuk mencari pohon yang gampang ditanam dan tidak mudah ditebang, tapi menghasilkan. Akhirnya dipilih pohon karet yang awet dan menghasilkan,” ujar Kades Hikmat.
Menurut Dedi sosok Hikmat patut menjadi contoh para pejabat lain. Selain mencintai alam dan rakyatnya, Hikmat juga lahir dari sosok orangtua yang nasionalis.
“Kadesnya dulu jadi TKI di Malaysia urus sawit dan karet. Sekarang jadi pelopor penanaman karet di desanya. Sudah panen 10 ton. Dulu yang mengajarkan bapaknya. Bapaknya dulu asal Garut kota pergi ke sini karena takut dengan DI (DI/TII), bukan balad DI, jadi nasionalis,” ujar Dedi Mulyadi.
Hikmat, kata Dedi, juga sosok yang sukses dan semangat membangun desa. Ia mampu mengubah pola pikir masyarakat dari perusak menjadi pecinta alam.
Untuk itu Dedi pun mendukung langkah Hikmat mencegah bencana alam yang terjadi akibat kerusakan alam. Ia meminta polisi segera melakukan penyelidikan dan menindak para penebang pohon dan penambang emas liar di Leuweung Sewu dan Gunung Gelap.
“Semoga Pak Kapolda Jabar dan Pak Kapolres Garut segera menindaklanjuti keluhan Pak Kades yang heroik ini,” kata Kang Dedi Mulyadi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Kunjungi Lokasi Banjir Bandang di Garut, Warga Langsung Lapor Ada Alih Fungsi Lahan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/perjuangkan-nasib-santriwati-korban-rudapaksa-herry-wirawan-kades-di-garut-ini-sampai-kena-covid-19.jpg)