Guru Rudapaksa Santri
Kata Panglima Santri Mengenai Ustaz Tak Bermoral Rudapaksa 12 Santriwati, Santri Harus Dilindungi
Uu mengatakan pesantren harus bisa melindungi santri dari perbuatan keji seperti ini.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum meminta masyarakat untuk tidak menyamaratakan semua lembaga pendidikan di Jabar dengan lembaga pendidikan bermasalah yang dicemari kasus rudapaksa oleh guru kepada sejumlah muridnya.
Ia mengatakan masih banyak pesantren, kiai, dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya di Jabar yang bisa dipercaya untuk pendidikan putra-putrinya.
"Sedang ramai dibicarakan mengenai guru pesantren di Bandung, saya harap bagi para orangtua jangan menyamaratakan, ya, masih banyak kiai, ulama serta pengurus lembaga pendidikan keagamaan yang bisa dijadikan guru dan panutan," kata pria yang juga menjabat sebagai Panglima Santri ini melalui siaran tertulis, Kamis (9/12/2021).
Pelaku, katanya, sudah ditangkap polisi dan terancam 20 tahun bui, juga tak menutup kemungkinan terdakwa dijatuhi hukuman kebiri, sedangkan pesantrennya pun sudah ditutup.
"Seluruh korban telah mendapatkan pendampingan dan penyembuhan trauma dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat," katanya.
Ia mengatakan kepada seluruh orangtua yang menyekolahkan anaknya di pesantren atau lembaga pendidikan berasrama lainnya, walaupun tidak bisa selalu bertemu, orangtua harus tetap memantau kondisi anak selama mondok di pesantren atau asrama.
"Semoga hal ini tidak terulang lagi dan menjadi fokus pondok pesantren yang lain untuk tetap melindungi para santrinya," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memberikan pendampingan dan dukungan moral serta psikologis kepada para korban kasus rudrapaksa Herry Wiryawan (36) di lingkungan salah satu pesantren di Kota Bandung, sejak kasusnya terungkap Mei 2021.
Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya mengatakan sejak kasus tersebut terungkap pada Mei lalu, pihakmya turun langsung mendatangi keluarga dan korban untuk memberikan dukungan moral dan psikologis.
"Saya dengan P2TP2A sudah mengetahui kejadian ini sejak Mei lalu. Bahkan saya datang sendiri datang memberi semangat, ngobrol langsung dengan para korban. Saat itu, ada 20-an orang yang ada di rumah aman kami," tuturnya di Bandung, Kamis (9/12/2021).
Istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut mengatakan sejak kasus terungkap, Pemprov Jabar sudah memberikan pendampingan maksimal bagi para korban.
"Semua sudah mendapat penanganan dari tim kita dan pemda setempat. Mereka sedang trauma healing," kata Atalia.
Dengan adanya kasus tersebut, Atalia berharap para orangtua bisa lebih teliti dalam memilih sekolah dan memberikan edukasi tentang pelecehan dan kekerasan seksual.
"Bayangkan, orangtua menyekolahkan anaknya dengan harapan anaknya mendapat pendidikan yang baik. Orangtua harus jeli memilih sekolah juga, kalau pesantren tidak boleh ada lintas gender di ruang privat. Karena katanya pelaku punya akses sendiri ke kamar korban. Jadi harus dipantau," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/wakil-gubernur-wagub-jawa-barat-jabar-uu-ruzhanul-ulum.jpg)