Perjuangan Purwati Terjang Air Laut yang Genangi Perkampungan Indramayu saat Jualan Ayam Geprek

Banjir rob rupanya tidak menyurutkan niat Purwati (30) untuk keliling kampung jualan ayam geprek, Jumat (3/12/2021).

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar / Handhika Rahman
Banjir rob rupanya tidak menyurutkan niat Purwati (30) untuk keliling kampung jualan ayam geprek, Jumat (3/12/2021). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Banjir rob rupanya tidak menyurutkan niat Purwati (30) untuk keliling kampung jualan ayam geprek, Jumat (3/12/2021).

Warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu itu menerobos banjir rob sembari membawa keranjang dan kantung keresek di tangannya. Di kepalanya, Purwati turut mengenakan topi camping.

Baca juga: Pebinor Dihabisi Sampai Mati, Pelakunya Terancam Hukuman Mati

Tidak ada sepatu boot yang melindungi kakinya dari banjir, ia hanya mengandalkan sendal capit untuk bisa menerobos genangan air yang setinggi 70 centimeter pada pagi hari tadi.

Banjir rob ini terjadi saat permukaan air laut meninggi hingga akhirnya terjang pemukiman. 

Di tengah kepungan banjir itu, ibu dari dua orang anak tersebut tak bosan untuk menawari ayam geprek dan jajanan lain yang dibuatnya kepada satu per satu warga yang ia temui.

"Terpaksa, mau gimana lagi, saya punya dua anak," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Diceritakan Purwati, ia memang biasa berjualan keliling di desa tempat tinggalnya.
Termasuk di saat banjir tengah tinggi seperti hari ini.

"Kalau biasanya tetap rob juga, tapi paling becek-becek doang," ujar dia.

Masih diceritakan Purwati, imbas dari berjualan keliling di lokasi banjir, kakinya tidak jarang mengalami sakit.

Kata dia, rasanya nyeri, pegal, dan gatal-gatal. Mengingat, banjir rob yang melanda desa tempat tinggalnya itu juga bercampur dengan air selokan.

Purwati berharap adanya solusi dari pemerintah soal banjir rob yang mengintai warga di Desa Eretan Wetan setiap harinya.

Banjir rob tersebut tidak kunjung berhenti, banjir itu selalu datang setiap pagi dan baru surut pada sore hari.

Kejadian itu terus berulang dalam 1 tahun terakhir ini, adapun banjir yang terjadi pada hari ini merupakan banjir terparah.

"Harapannya bisa ada solusi dari pemerintah, harus bagaimana agar banjir tidak lagi datang," ujar dia.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved