Cibiran Jadi Motivasi, Juru Parkir Ini Bisa Membangun Sekolah, Masjid, Pesantren, dan Taman Bacaan
Sebab Jack, yang memiliki nama asli, Undang Suryaman (45), hanya bekerja sebagai juru parkir, di Universitas Padjadjaran, dan sekolahnya hanya lulusan
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
"Bang Jack katanya lagi umrah, ini ada sedikit bantuan untuk sekolahnya. Itu ada yang mentransfer Rp 10 juta, Rp 12 juta, saat itu banyak yang menghubungi," kata Jack.
Sepulang umrah, kata Jack, ia tak menyangka saat melihat saldo rekening yayasannya.
"Ternyata ada Rp 100 juta lebih, dari situ pembangunan bisa dilanjutkan," ujarnya.
Bahkan saat itu, kata Jack, ada yang ingin menyumbang baja ringan dan terus menghubunginya. Sebab ingin cepat-cepat memasangnya.
"Tapi kan enggak bisa karena masih memasang batubata untuk dinding, setelah satu bulan, baru selesai (dinding) dan dipasang lah atapnya dengan baja ringan tersebut," katanya.
Jack mengaku, bersyukur akhirnya bisa mendirikan bangunan tersebut dan kini terdapat 51 murid RA ditempatnya dan ada sekitar 90 yang mengaji tingkat SD, SMP, dan SMA.
"Meski sudah ada sekolah, tetap saya mah jadi tukang parkir. Sebab kalau ada yang nyumbang kan itu buat sekolah atau program yang dibuat, bukan untuk saya," kata dia.
Jack mengungkapkan, untuk kebutuhan keluarga tetap dari hasil menjadi juru parkir.
"Jadi kalau ada yang nyumbang ikrar dulu di awal, ini buat apa, kalau sekolah ya sekolah, kalau buat nasi bungkus ya nasi karena program kami banyak. Kalau nyebutnya buat bang Jack baru saya gunakan untuk saya," kata Jack.
Jadi kata dia, ikrar dari awal itu penting, supaya ia bisa menentukan uang yang disumbangkan akan digunakan untuk apa.
"Sehingga saya gampang untuk memisahkannya," ucapnya.
Setelah membangun sekolah di Rancaekek dua tahun lalu, Jack, membangun taman baca di tempat kelahirannya, yakni Kampung Salam, Desa Talagasari, Kecamatan Banjarwagi, Kabupaten Garut.
"Pas buka taman baca, enggak nyangka langsung banyak yang minat baca ke situ, dari Desa Talagasari dan Desa Padahurip karena di situ merupakan perbatasan," katanya.
Jack mengaku, selain itu ia juga membangun masjid dan pesantren yang dikelola oleh ustad-ustad di sana.
"Jadi yang mengelola ustad yang di sana saya hanya mengontrol apa keperluannya," kata Jack.