Isi Laporan Ilmiah yang Bocor, Sebut Varian Omicron Picu Gelombang Baru Covid-19
Sebuah laporan jurnal ilmiah Sage yang bocor ke publik mengungkapkan virus corona varian omicron berpeluang berkembang menjadi gelombang infeksi yang
TRIBUNJABAR.ID - Sebuah laporan jurnal ilmiah Sage yang bocor ke publik mengungkapkan virus corona varian omicron berpeluang berkembang menjadi gelombang infeksi yang besar.
Laporan yang bocor itu dimuat oleh Independent, Rabu (1/12/2021).
Baca juga: Berikut Ini Gejala Covid-19 dari Varian Omicron, dari Kelelahan sampai Tidak Kehilangan Penciuman
Dalam laporan tersebut, Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (Sage) percaya bahwa vaian omicron sangat mungkin lolos dari kekebalan vaksin sampai batas tertentu.
Meskipun para ilmuwan Sage tetap tidak yakin seberapa besar gelombang infeksi omicron, mereka memperingatkan bahwa "tindakan respons yang sangat ketat" mungkin diperlukan oleh pemerintah.
Laporan tersebut menyoroti kasus omicron dalam konteks penyebarannya di Inggris.
Penasihat Sage juga mengatakan pengetatan aturan perjalanan yang ada sehingga pengujian pra-keberangkatan untuk pelancong yang kembali ke Inggris akan “berharga”, menurut BBC.
Fakta seputar omicron

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menamai varian virus corona B.1.1529 sebagai "omicron".
Penamaan ini menunjukkan omicron sebagai varian yang mengkhawatirkan, yang ditetapkan hanya beberapa minggu setelah pertama kali terdeteksi.
Pengumuman itu datang pada hari Jumat (26/11/2021) di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa varian itu sangat menular dan dapat mengurangi kemanjuran vaksin.
Namun, mengingat omicron baru muncul baru-baru ini, para ilmuwan percaya bahwa perlu beberapa bulan sebelum bisa melihat lebih lengkap tentang skala ancaman yang ditimbulkan.
Yang pasti, varian yang diturunkan dari garis keturunan B.1.1 ini “belum pernah terjadi sebelumnya” dan “sangat tidak biasa” dalam jumlah mutasinya.
B.1.1529 memiliki 32 mutasi yang terletak di protein lonjakannya, dilansir TribunHealth.com dari Independent, Sabtu (27/11/2021).
Ini termasuk E484A, K417N dan N440K, yang terkait dengan fungsi untuk membantu virus lolos dari deteksi antibodi.
Mutasi lain, N501Y, tampaknya meningkatkan kemampuan virus untuk masuk ke sel, juga membuatnya lebih mudah menular.
Dari mana asalnya?

Baca juga: Seberapa Berbahaya Virus Omicron Jika Masuk Indonesia? Ini Penjelasan Ahli Epidemiologi
Virus ini pertama kali tercatat di Afrika Selatan pada 14 November.
Kini ada 22 kasus di negara itu, menurut Institut Nasional untuk Penyakit Menular.
Lebih banyak kasus diperkirakan akan dikonfirmasi di negara itu ketika hasil pengurutan keluar.
Pemerintah Afrika Selatan mengatakan pada hari Kamis bahwa banyak kasus omicron terletak di provinsi Gauteng.
Pada hari Jumat, Eropa memiliki kasus pertama yang dikonfirmasi setelah infeksi dilaporkan di Belgia.
Ahli virologi Marc Van Ranst mentweet bahwa varian tersebut telah terdeteksi pada seorang pelancong yang kembali dari Mesir awal bulan ini.
Apakah resisten terhadap vaksin?
Baca juga: Indonesia Dinyatakan Memiliki Tingkat Penularan Rendah, Jubir Vaksin Ingatkan Varian Baru Covid-19
Protein lonjakan yang melapisi bagian luar virus Covid memungkinkannya menempel dan masuk ke sel manusia.
Vaksin melatih tubuh untuk mengenali lonjakan ini dan menetralkannya, sehingga mencegah infeksi sel.
Ke-32 mutasi yang terdeteksi dalam protein lonjakan varian baru akan mengubah bentuk struktur ini, sehingga menimbulkan masalah bagi respons imun yang diinduksi oleh vaksin.
Mutasi ini dapat membuat protein lonjakan kurang dikenali oleh antibodi manusia.
Akibatnya, mereka tidak akan seefektif menetralkan virus, yang kemudian dapat melewati pertahanan kekebalan dan menyebabkan infeksi.
Namun para ilmuwan masih belum memiliki hasil yang pasti mengenai hal ini.
Pasalnya varian ini baru muncul dan belum dipelajari dalam jangka panjang.