Cerita Kue Ditendang Tentara di Bandung Antarkan Dudung Abdulracman Hingga jadi KSAD Bintang 4

Dudung Abdurachman resmi jadi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) dan kini berpangkat jenderal bintang empat. Dia berbagi cerita masa kecil di Bandung

Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar / Nazmi Abdulrahman
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI, Dudung Abdurachman mengunjungi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kartika, Jalan Bangka Kota Bandung, Selasa (29/11/2021). 

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Dudung Abdurachman resmi jadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan kini berpangkat jenderal bintang empat. Dia berbagi cerita masa kecil di Bandung dalam wawancara dengan Deddy Corbuzier di Youtube-nya.

Bapaknya, PNS golongan III yang meninggal di usia 51 tahun dengan meninggalkan 8 anak. Mereka tinggal di lingkungan asrama tentara di sekitar Kodam III Siliwangi.

"Karena susah, waktu itu tahun 1981, bapak meninggal, anaknya 8. Ekonomi jelaslah (susah. Waktu itu anak paling besar kuliah, saya masih ada dua adik perempuan, kasihan ibu saya. Setelah itu saya jualan kerupuk mentah, terasi, ikut tetangga juga bu Mamun jualan kue," kata Jenderal Dudung Abdurachman.

Baca juga: RESMI, Ini Besaran UMK di 27 Daerah di Jabar yang Sudah Diteken Gubernur Jabar

Ia masih ingat, Bu Mamun yang dia sebut punya anak bernama Ateng, seumuran dengannya. Setiap hari, dia dan Ateng mengikuti Bu Mamun mengantar makanan berupa kue-kue. Siang atau sore, Dudung dan Ateng membawa wadahnya.

"Kalau mau ambil, mudah-mudahan ada sisa, suka dimakan sama saya dan Ateng," ucap dia.

Loper Koran dan Ditendang Tentara

Dia juga sempat jadi loper koren di Bandung. Dia bercerita, setiap hari, dia bangun jam 4 pagi kemudian pergi ke Jalan Cikapundung, dekat Gedung Merdeka.

"Mau ke SMA nganter koran, dibayar per bulan. Jam 04.00 pagi ke Cikapundung, ambil koran Kompas yang biasanya datang agak siang karena dari Jakarta. Sudah ada saya baca dulu, Kompas di halaman 4 ada tajuk rencana saya baca yang pentingnya, setelah itu saya jalan, koran ditaro di stang sepeda," ucapnya.

Sepeda yang dia pakai pun bukan sepeda mewah. Pedalnya hanya menyisakan besi dan tidak ada rem. Yang ada rem buatan sendiri dengan menempelkan karet sendal jepit di dekat ban depan dan belakang.

"Pulang sampai rumah sekitar jam 7.30," ujarnya.

Baca juga: KSAD Dudung Abdurachman: KKB Papua Bukan Musuh, tapi Saudara-saudara Kita yang . . .

Bukannya istirahat dan bersiap sekolah karena saat itu sekolah masuk siang, Dudung kembali belerja jualan kue.

"Setelah itu pulang, lalu tugas lagi, Dung ini anter klepon ke Kodam, kue pastel ke Taman Lalu Lintas dan ini ke SMA Muslimin," ucapnya.

Pengalaman di Kodam III Siliwangi itulah yang jadi latar belakang Dudung Abdurachman ingin jadi tentara. Suatu ketika, dia mengantar klepon ke Kodam III Siliwangi.

Saat itu, dia sudah sering bolak-balik keluar masuk Kodam III Siliwangi untuk jualan kue.

"Karena kan ke Kodam tiap hari rutin. Pas nganter, namanya rutin pagi jadi sama petigas piketnya sudah biasa kalau mau masuk, silahkan dek. Suatu ketika, yang jaga prada baru dari Arhanud, harusnya kan lapor dulu. Saya permisi pak langsung masuk, tapi ini enggak, dia bilang, sini kamu, ditendang lah itu, klepon 55 biji,"ucap Dudung dengan tertawa saat mengingat momen itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved