Kisah Pria Jepang di Indonesia Dicap Gila Makan Kotoran, Ternyata Intelejen, Belanda pun Takluk
Kisah para pelaku intelejen negara yang misterius selalu menarik perhatian banyak orang. Seperti diungkap AM Hendropriyono di Youtube Deddy Courbuzier
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Kisah para pelaku intelejen negara yang misterius selalu menarik perhatian banyak orang. Seperti diungkap AM Hendropriyono di Youtube Deddy Courbuzier.
Tugasnya yang dalam senyap, rahasia tiba-tiba tercipta sesuatu seperti ditunjukan di sejumlah film, kerap mengundang decak kagum.
Begawan intelejen Indonesia, AM Hendropriyono, mantan Kepala BIN sekaligus profesor filsafat intelejen, berbagi cerita soal intelejen Jepang di masa pra kemerdekaan.
Baca juga: Suaminya Terkubur Hidup-hidup, Sambil Menangis, Ana Menggali Pasir dengan Tangannya
Cerita AM Hendpropriyono itu diungkap saat wawancara dengan Deddy Corbuzier yang diunggah dua pekan lalu. Mertua Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa itu bercerita soal intejelen bawah tanah.
Saat itu, Hendropriyono berkisah seorang warga Jepang di Lapangan Terbang Kemayoran di tahun 1942 saat Jepang belum masuk ke Indonesia.
Saat itu, pria Jepang itu dikenal warga sebagai orang gila karena kerjanya hanya memakan kotoran sendiri.
"Eh ternyata dia seorang (tentara pangkat) kapten, intel dia. Kisah itu terkenal di masa itu, saya yang masih kecil dengar dari orangtua dulu," kata Hendropriyono, dikutip pada Selasa (30/11/2021).
Saat itu, warga menyebut pria Jepang yang seringkali memakan kotoran sendiri itu dengan sebutan Jepang gila. Saat Jepang masuk ke Indonesia lewat Pantai Eretan Indramayu.
Baca juga: Kisah Istri Polisi di Tangerang Diusir dari Rumah dan Diancam, Berawal Utang Rp 200 Juta
"Dia ternyata pura-pura gila. Saat (Jepang) masuk, dia bisa merebut lapangan terbang Kemayoran dalam satu jam, Belanda enggak nyangka dia intel, kapten dan pimpin pasukan merebut lapangan terbang Kemayoran," katanya.
Contoh kasus intelejen yang diceritakan itu sebagai bagian dari metode intelejen hitam atau bawah tanah dan rahasia. Ada juga metode intelejen yang terbuka.
"Kaya duta besar, diplomat-diplomat kita, itu kan intel dengan metode terang-terangan. Kedubes asing di Indonesia intel banget karena mereka mengamati juga dan melaporkan ke negaranya masing-masing," kata dia.
Pada sesi wawancara itu, Deddy Corbuzier menunjukan sertifikat rekor bahwa AM Hendropriyono ini satu-satunya profesor di bidang ilmu filsafat intelejen.
"Yang saya bicarakan adalah filsafat intelejen, cara berpikir untuk kita bangun kualitas intelektual, orang intelejen harus filsuf karena dia harus berpikir, intelejensia itu kan kecerdasan," ucap Hendropriyono.
Menurutnya, intelejen itu kerja perorangan dengan memaksimalkan panca indra, apa yang dilihat, didengar, dirasakan.
"Lalu dikirim ke otak. Kerja berpikir, proses berpikir. Karena itu filsafat intelejen ini saya rangkum dari ilmu filsafat dan intelejen supaya intel jadi filsuf," katanya.