Kisah Pria Jepang di Indonesia Dicap Gila Makan Kotoran, Ternyata Intelejen, Belanda pun Takluk

Kisah para pelaku intelejen negara yang misterius selalu menarik perhatian banyak orang. Seperti diungkap AM Hendropriyono di Youtube Deddy Courbuzier

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Mega Nugraha
zoom-inlihat foto Kisah Pria Jepang di Indonesia Dicap Gila Makan Kotoran, Ternyata Intelejen, Belanda pun Takluk
Tangkap layar Youtube Deddy Courbuzier
AM Hendropropriyono di Youtube Deddy Courbuzier

Menurutnya, dengan setiap intel jadi filsuf, maka tugas seorang intelejen tidak seperti robot.

"Untuk bangun kualitas intelektual, jadi jangan kaya robot tugasnya kanan kiri, tapi dia berpikir. Dengan berpikir, pecahkan solusi dari pertanyaan-pertanyaan seperti ada strategi, kenapa strategi ini, bukan yang lain dan pertanyaan lainnya," ucap Hendropriyono.

Profil AM Hendropriyono

Dikutip dari Wikipedia, dia bernama lengkap Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Prof. Dr. Ir. Drs. H. Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H., S.E., S.I.P., M.B.A., M.A., M.H atau sering disebut A.M. Hendropriyono.

Dia lahir pada 7 Mei 1945 dan dikenal seorang tokoh intelijen dan militer Indonesia.

Hendropriyono adalah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pertama, ia dijuluki the master of intelligence karena menjadi "Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen" pertama di dunia.

Ia juga pernah menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan dari tahun 1998 hingga 1999.

Ia menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dari tanggal 27 Agustus 2016 hingga 13 April 2018.

Pada periode tahun 2001-2004 dia menjabat Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Kabinet Gotong Royong. Hendropriyono merupakan penggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul, Bogor.

Sebagai bapak intelejen Indonesia modern, dia sempat menjabat Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara, Sumpah Intelijen, Mars Intelijen, menetapkan hari lahir badan intelijen, mencipta Logo dan Pataka BIN, mempopulerkan bahwa intelijen sebagai "ilmu" dan menggali "filsafat intelijen", serta menggagas berdirinya tugu Soekarno-Hatta di BIN.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved