Ini Bahaya Air Keras yang Bikin Perempuan Asal Cianjur Meninggal Dunia Setelah Disiram Suami

Banyak kasus kejahatan yang berkaitan dengan air keras.  Dulu, ada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Editor: Giri
kriminologi.id
Ilustrasi air keras 

Kerusakan permanen termasuk kebutaan juga bisa terjadi jika larutan yang terpapar cukup banyak.

Sementara itu, jika larutan ini terhirup, bisa berakibat sangat toksik, bahkan kematian.

Iritasi berat bisa terjadi pada hidung dan tenggorokan.

Gejalanya berupa batuk, napas sesak, dan dada seperti tertekan.

Spesialis bedah plastik rekontruksi dari RSCM Kencana Jakarta, dr.Teddy O.H Prasetyono, mengatakan, luka bakar akibat air keras pada umumnya masuk dalam derajat tiga.

Jika larutan air keras tertahan cukup lama (dalam hitungan menit) di kulit, bukan hanya kulit yang meleleh, tapi juga tulang.

Kecacatan bukan hanya karena perubahan struktur kulit, tapi juga akibat kerusakan fungsinya.

"Di bawah kulit kita banyak terdapat kabel penggerak atau tendon. Karena lokasinya yang dekat dengan kulit, maka mudah rusak, apalagi kalau kena bahan kimia," ujarnya.

Berdasarkan pengalaman Teddy, bagian wajah merupakan anggota tubuh yang paling sering terkena serangan air keras.

Bagian wajah yang mengalami kerusakan mulai dari alis, mata, rambut, telinga, hidung, bibir, dan juga leher.

"Tergantung dari arah mana larutan itu dipercikkan," katanya.

Pertolongan pertama

Jika seseorang terkena air keras, Chairil menyarankan untuk segera membilas bagian tubuh yang terkena air keras tadi dengan air bersih.

Hal ini berguna untuk mengurangi kandungan asam klorida dan mengurangi reaksinya.

Setelah itu, segera lari ke rumah sakit untuk mendapat bantuan medis lebih lanjut.

"Biasanya akan diberi salep," ucapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebabkan Seorang Perempuan di Cianjur Tewas, Ini Bahaya Air Keras", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/22/153000523/sebabkan-seorang-perempuan-di-cianjur-tewas-ini-bahaya-air-keras?page=all#page2.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved