Masih Ingat Flu Burung? Ditemukan Lagi di China, Diduga Varian Baru, Begini Penularannya

Otoritas kesehatan China melaporkan ada 21 kasus Avian Influenza (AI) atau flu burung pada manusia

Editor: Siti Fatimah
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi virus flu 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Flu burung sempat melanda Indonesia dan kasusnya juga cukup banyak. Penangannya juga hampir mirip dengan Covid-19. Pasien yang dinyatakan positif flu burung atau Avian Influenza harus di rawat terpisah aliasi diisolasi.

Bahkan mereka yang menderita penyakit ini meninggal, penanganan jenazahnya juga khusus dan mirip juga dengan penanganan jenazah Covid-19.

Kasus flu burung kembali muncul.

Baca juga: Yuk Perhatikan, Ini Bedanya Pilek, Flu, dan Gejala Covid-19, Kenali Sedini Mungkin

Dikutip dari laman resmi UGM, Otoritas kesehatan China melaporkan ada 21 kasus Avian Influenza (AI) atau flu burung pada manusia.

Dilaporkan 6 orang meninggal dunia dan beberapa orang lainnya masih kritis.

Beberapa ahli di sana menduga penularan ini dipicu oleh kemunculan varian baru virus flu burung dengan tipe H5N6.

Ancaman soal kemungkinan virus flu burung menjadi sumber wabah baru layaknya seperti Covid-19 menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM Prof. drh. R. Wasito, M.Sc., Ph.D., sangat kecil peluangnya.

Sebab, virus flu burung tidak dapat ditularkan langsung dari unggas ke manusia, namun harus melalui  hewan perantara.

Baca juga: Sederet Manfaat Sambiloto, Dari Hilangkan Gatal Akibat Ulat Bulu Hingga Obat Flu, Begini Caranya

Selain itu, virus ini tidak dapat ditularkan dari manusia ke manusia. “Avian Influenza (flu burung) tidak dapat ditularkan langsung dari unggas ke manusia.

Harus ada hewan perantara, terutama babi. Virus ini juga tidak dapat ditularkan dari manusia ke manusia,” kata Wasito menanggapi merebaknya kasus flu burung di China, Jumat (5/11).

Dengan tingkat kemampuan penularan antar manusia tersebut, menurutnya penyakit flu burung tidak memiliki ancaman serius.

Namun demikian, tingkat virulensi virus ini pada hewan unggas berbeda-beda tergantung dengan tingkat variannya.

“Virulensi AIV dapat berbeda-beda tergantung antigenisitasnya,” kata pakar penyakit flu burung ini.

Selain itu, virus ini sepengetahuan Wasito juga mudah mati terkena panas. Untuk menekan tingkat penyebaran flu burung agar tidak terinfeksi ke manusia lewat hewan perantara dengan cara menekan jumlah unggas yang tertular atau mengisolasi mereka yang terpapar.

Baca juga: Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Gejala Covid-19 dan Flu Biasa, Sebelum Lakukan Tes

Soal flu burung yang bisa menyebabkan kematian pada manusia menurut Wasito memang kemungkinan besar bisa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved