Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Satu Sekolah dengan Dede Yusuf dan Artis-artis Cantik Ini
Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ternyata satu sekolah dengan aktor Rano Karno dan Dede Yusuf. Dia juga satu sekolah dengan artis cantik.
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ternyata satu sekolah dengan artis senior Rano Karno dan Dede Yusuf.
Jenderal Andika Perkasa adalah lulusan SMA Ngeri 6 Jakarta Selatan.
Belum diektahui, anak menantu mantan BIN Jenderal Purn Hendro Priyono ini, tahun kelulusannya.
Dikutip dari laman industri.co.id, Andika Perkasa menamatkan sekolah di SMA yang melahirkan banyak orang-orang terkenal.
Meraka tidak saja dari kalangan artis, tapi juga politikus top tanah air.
Dari kalangan artis, SMA Negeri 6 Jakarta melahirkan Maudy Koesnaedi, Chelsea Olivia, Denny Malik, Erwin Gutawam Lidya Kandau, Revalina S Temat, Ayu Azhari, dan Happy Salma.
Selain mereka ada, Venna Melinda yang kini menjadi politikus senayan. Lalu ada Lina A Gumelar, mantan menteri di era SBY yang juga istri dari Jenderal Purn Agum Gumelar.
Dalam sejumlah artikel yang mengulas soal biografinya, disebutkan dia kelahiran Bandung pada 21 Desember 1964.
Baca juga: Dua Gebrakan yang Pernah Dilakukan Andika Perkasa, Kini Dipilih Jokowi Jadi Panglima TNI
Jenderal Berotak Cemerlang
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajukan nama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Hal itu disampaikan Ketua DPR RI Puan Maharani saat menerima surat presiden (surpres) calon Panglima TNI yang diserahkan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/11/2021).
"Presiden mengusulkan satu nama calon Panglima TNI, untuk dapat persetujuan. Karena itu Pak Setneg, presiden sampaikan surpres mengenai usulan calon Panglima TNU atas nama Jenderal Andika Perkasa," ungkap Puan.

Siapa Jenderal Andika Perkasa
Karier dan rekam jejak Andika Perkasa bukan main-main.
Ia sempat ditempatkan di pasukan elite militer seperti Kopassus dan Satuan-81.
Dikutip dari Harian Kompas, 14 Juli 2018, Jenderal Andika Perkasa merupakan lulusan Akademi Militer angkatan 1987.
Lelaki kelahiran 21 Desember 1964 ini mengawali karier di jajaran Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Di Kopassus, ia banyak bertugas di Satuan-81 Penanggulangan Teror dan Grup 3 Sandhi Yudha.
Andika juga pernah menjabat Komandan Batalyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus (2002), Komandan Rimdam Jaya pada 2011, dan Komandan Korem 023/KS pada 2012.
Andika juga pernah melaksanakan operasi di Timor Timur (1990), operasi teritorial di Timor Timur (1992), dan operasi bakti TNI di Aceh (1994).
Selama berkarier, Andika Perkasa tidak meninggalkan pendidikan.
Otaknya cemerlang hingga ia mengenyam berbagai pendidikan, tak hanya di bidang militer.

Ia mendapat gelar sarjana ekonomi hingga doktor dari George Washington University, Amerika Serikat.
Andika juga mengenyam berbagai pendidikan militer dari AS, seperti The Military College of Vermont, Norwich University dan National Defense University.
Dalam perjalanannya, Andika pernah menjadi Komandan Resor Militer (Danrem) 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan.
Pada 2013, ia diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad).
Setahun berselang, Andika menggantikan posisi Jenderal TNI Doni Monardo sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Jokowi.
Pada 2016, menantu dari Jenderal Hendropriyono ini kemudian menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII/Tanjungpura.
Kiprah militer Andika Perkasa semakin menanjak.
Pada November 2018, ia dilantik Presiden Jokowi sebagai KSAD menggantikna Jenderal Mulyono.
Sebelumnya Andika Perkasa naik jabatan menjadi Komandan Kodiklat TNI AD pada Januari 2018 dan menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada Juli di tahun yang sama.
Saat itu, dikutip dari Harian Kompas, 23 November 2018, Jokowi menganggap karier kemiliteran dan rekam jejak Andika lebih mumpuni dan lebih komplit dibandingkan beberapa nama yang diajukan kepadanya.
"Bukan masalah muda dan tidak muda, semua ada hitung-hitungannya, terutama pengalaman, rekam jejak, kemudian berkaitan dengan pendidikan-pendidikan yang telah dijalani, kami lihat semua," kata Jokowi.