Tragedi Sungai Cileueur Ciamis

Terungkap Korban Tenggelam di Cileueur Ternyata 25 Orang, Teriakan Warga Tak Digubris, Ini Ceritanya

Ini kesaksian seorang warga yang melihat langsung tragedi di Sungai Cileuleur.

Penulis: Andri M Dani | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Andri M Dani
Yadi Surya (23) warga, salah seorang saksi mata tragedi di Sungai Cileueur. 

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS - Saat kejadian tragedi tenggelamnya belasan siswa MTs Harapan Baru Cijantung ketika mengikuti kegiatan susur sungai Jumat (15/10/2021) sore sekitar 15.00, ada empat orang warga yang sedang memancing di Leuwi Ili Sungai Cileueur.

Masing-masing Yadi Surya (23) warga Dusun Bojong Nangoh, Desa Utama dan rekannya Alfin, Yayan, serta Raihan.

“Yang duluan mancing adalah Alfin, dia sekitar pukul 14.00 sudah di lokasi. Saya menyusul kemudian. Di lokasi kejadian sudah banyak siswa berpakaian pramuka, katanya ada kegiatan mau nyebrang sungai,” ujar Yadi Surya kepada Tribun di lokasi kejadian Leuwi Ili Sabtu (16/10/2021) siang.

Informasi nya ada 150 siswa dan guru pembimbing yang mengikuti kegiatan.

Mau menyeberang dari arah barat menuju timur.

Baca juga: Ridwan Kamil Larang Susur Sungai, Kemenag Hentikan PTM di MTs Harapan Baru Cijantung 

“Kami sudah ingatkan, teriak-teriak, jangan nyebrang karena batunya licin. Kami sudah larang jangan nyebrang. Dan lagi kalau mereka nyebrang ramai-ramai kan menganggu kami yang lagi mancing. Tapi teriakan kami tidak digubris, mungkin tidak terdengar. Meski airnya cukup tenang kan cukup berbahaya, batunya licin. Dan hari itu kan Jumat,” katanya.

Rombongan siswa dan pembimbing tersebut tetap menyeberang ramai-ramai sambil berpegangan tangan, di lokasi ruas sungai yang akan diseberangi sudah dipasangi patok dua titik potongan bambu.

Mungkin sebelumnya ada survei dulu, titik penyeberangan tersebut di ujung Leuwi Ili di lokasi yang agak dangkal.

“Tetapi saat melakukan penyeberangan secara beruntun dan berpegangan tangan tersebut. Ada yang terpleset dan tenggelam, yang lain juga ikut terseret ke arah palung air yang dalam. Suasana menjadi panik. Awalnya tidak diketahui berapa  jumlah yang tenggelam,” ujar Yadi, yang sehari-hari bekerja sebagai petugas TPR Terminal Ciamis tersebut.

Menyaksikan ada banyak siswa berikut guru pembimbing yang tenggelam terseret arus Leuwi Ili tersebut, Yadi bersama tiga rekannya langsung mencebur masuk Leuwi menyelamat siswa yang sedang mulai tenggelam.

“Saya berhasil menyelamatkan lima orang semuanya laki-laki. Tiga diantaranya adalah guru pembimbing. Ada yang sampai kesurupan, ngomong yang tidak dimengerti,” ujarnya.

Sementara Alfin, menurut Yadi berhasil penyelamatkan 7 orang siswa.

Yayan dan Raihan masing-masing seorang.

Dari 14 orang berhasil diselamatkan tersebut 2 orang kondisinya kritis mungkin karena banyak menelan air sungai.

“Waktu itu sekitar pukul 15.30. Yang tenggelam itu mereka yang berada di bagian tengah. Yang sudah lolos menyeberang dan yang belum menyeberang, pada naik ke atas tanggul sungai dan kemudian langsung ke sekolah termasuk yang berhasil diselamatkan kecuali yang dua yang kondisinya kritis dibawa ke rumah sakit,” ujar Yadi.

Menurut Yadi, semula diperkirakan sudah tidak ada masalah, karena sudah ada 14 orang yang berhasil diselamatkan.

Mungkin kemudian di sekolah diabsen siapa ternyata masih banyak yang tidak kembali ke sekolah.

Awalnya disebut 8 orang, kemudian berubah lagi jadi 9 bahkan terakhir 11 orang.

Lantaran masih ada 11 orang yang belum pulang ke sekolah, akhirnya menjelang magrib tim SAR berdatangan ke lokasi.

Melakukan pencarian bersama warga dengan cara menyelam.

Secara berturut sampai pukul 21.00 malam satu persatu siswa yang semula dinyatakan hilang ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di palung leuwi yang cukup dalam sampai 3 meter kedalamannya. Dan berhasil dievakuasi.

“Jadi total sebenarnya ada 25 orang yang tenggelam di leuwi, 14 berhasil diselamatkan dan 11 orang ditemukan sudah meninggal,” katanya.

Dan Yadi bersama ketiga rekannya tersebut, Sabtu (16/10/2021) siang termasuk saksi yang dimintai keterangan oleh petugas.

Baca juga: Atalia Ridwan Kamil Datangi TKP 11 Pelajar di Ciamis Mati Tenggelam dan Kunjungi Keluarga Korban

Pemancing Alami Kejadian Aneh

Musibah nahas menimpa 11 siswa MTs Harapan Baru Ciamis, yang tewas di Sungai Cileueur.

Ternyata ada peristiwa aneh yang dialami warga di Kampung Leuwi Ili, Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis.

Dian (46), warga setempat menceritakan kejadian yang dirasa aneh tersebut.

Sekedar informasi, 11 siswa MTs Harapan Baru meregang nyawa setelah mengikuti kegiatan susur sungai, Jumat (15/10/2021).

Jenazah para siswa dipulangkan kekeluarganya dan sebagian sudah dimakamkan.

Sehari sebelum tragedi maut tersebut, warga sempat merasakan kejadian tak biasa.

Dian bercerita, banyak warga yang memancing mendapat ikan dengan ukuran besar.

Dilansir dari Kompas.com, ada warga yang bahkan mendapatkan lele dengan bobot enam kilogram.

Padahal, kejadian tersebut tak pernah terjadi sebelumnya.

"Nah, sehari sebelum ada kejadian meninggal ini ada tanda aneh di sini,"

"Semua pemancing yang biasa di sini dapat ikan banyak sekali dan besar-besar," ucap Dian, Sabtu (16/10/2021).

Tak hanya lele 6 kilogram, ada juga yang mendapatkan nila dengan bobot mencapai 3 kilogram.

"Bahkan, ada yang mendapatkan ikan lele 6 kilogram dan ikan Nilem sampai 3 kilogram. Eh, besoknya kejadian seperti ini," sambung Dian.

Namun, warga tak tahu apakah kejadian tersebut hanya fenomena alam terkait arus sungai maupun hal lainnya.

Di sisi lain, Maman dan masyarakat setempat pun sempat melarang para siswa berkegiatan di pinggir sungai.

Suasana ruang pamulasaran RSUD Ciamis pada Jumat (15/10/2021) malam, setelah siswa MTs Harapan Baru Cijeungjing korban tenggelam dievakuasi.
Suasana ruang pamulasaran RSUD Ciamis pada Jumat (15/10/2021) malam, setelah siswa MTs Harapan Baru Cijeungjing korban tenggelam dievakuasi. (TribunJabar/Andri M Dani)

Namun, siswa dan guru tetap melakukan susur sungai.

Tak berselang lama, ada beberapa siswa yang tenggelam sampai harus dievakuasi tim SAR gabungan karena terbawa arus pusaran air di bawah muara tersebut.

"Habis Jumat saya langsung ke kolam ikan ke saung sini. Mereka sudah ada di seberang sungai sedang pada ngumpul. Tak lama kejadian langsung," ungkap dia.

Pertama dalam sejarah

Petaka susur sungai menewaskan 11 pelajar MTs Harapan Baru Ponpes Cijantung Ciamis.

Lokasi Leuwi Ili di ruang Sungai Cileueur Blok Kampung Wetan Rt 01 RW 01 Desa Utama Kecamatan Cijeungjing tidak lah angker.

Namun, warga mengungkapkan temuan yang diduga menjadi penyebab meninggalnya siswa tersebut.

“Terlebih seperti sekarang ini, airnya tenang tidak deras,"

"Disini biasanya banyak yang mancing sampai malam. Kalau dibilang angker tidak begitu juga, buktinya banyak yang mancing di sini sampai malam,” ujar Ismael (53), warga setempat Jumat (15/10) malam.

Ismael bersama 20 warga setempat ikut membantu tim SAR gabungan melakukan pencarian korban.

Ismael ikut menyelam dan mengobeng mencari korban yang tenggelam di Leuwi Ili yang tidak begitu jauh dari permukiman warga tersebut.

Ismael sempat menemukan dua orang korban saat menyelam.

Karena berada di belokan, meski permukaannya kelihatan tenang namun di bawah permukaan Leuwi Ili tersebut diduga terjadi pusaran air.

“Mungkin diperkirakan airnya dangkal. Karena sekitar Leuwei banyak hamparan baru,"

"Apalagi hari ini arus tidak deras dan malah terlihat tenang karena sudah beberapa hari tidak hujan,” katanya.

Di dasar leuwi dengan kedalaman 3 meter tersebut menurut Ismael terdapat hamparan batu.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, merangkul ayah korban Muhammad Kafka Firmansyah, Sabtu (16/10/2021).
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, merangkul ayah korban Muhammad Kafka Firmansyah, Sabtu (16/10/2021). (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

Katanya 11 korban yang meninggal ditemukan diantara sela-sela batu setelah dilakukan penyelaman dan diobeng.

“Dengan kondisi Leuwi Ili semacam tersebut memang cukup berbahaya untuk dilewati apalagi bagi yang tidak bisa berenang,"

"Bagi yang bisa berenang juga berbahaya, kalau berenangnya pakai sepatu dan bawa ransel,"

"Leuwi ini kan cukup dalam,” Ujar Ismael yang mengaku juga sering memancing di Leuwi Ili tersebut.

Dalam sejarah baru kali ini ada korban meninggal di Leuwi Ili.

“Sebelumnya belum ada yang korban disini,"

"Apalagi sampai sebelas orang lagi. Baru kali ini terjadi dalam sejarah. Leuwi ini airnya kelihatan tenang, tapi sampai menelan banyak korban,” katanya.

Artikel disarikan dengan berita dari TribunJabar.id dengan Topik Tragedi Sungai Cileueur Ciamis

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved