Peternak Curhat Saat Bertemu Presiden Jokowi, Harga Telur dan Ayam Pedaging Tak Kunjung Membaik
Peternak mengeluhkan harga telur ayam dan harga ayam pedaging yang tak kunjung membaik meski sudah bertemu dan berkeluh kesah pada Presiden Jokowi
Penulis: Andri M Dani | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Setelah sejumlah perwakil peternak dari berbagai daerah bertemu dan berkeluh kesah di depan Presiden Jokowi di Istana Negara Rabu (15/9) sebulan lalu, sampai Kamis (14/10) hanya harga jagung yang turun.
Yakni dari Rp 6.200/kg jadi Rp 5.600/kg.
Ada penurunan harga jagung Rp 500 tiap kg-nya.
Sayangnya penurunan harga jagung tidak diikuti dengan penurunan harga pakan.
Baca juga: Gara-gara Ayam Petelur Banyak Dijual Jadi Ayam Pedaging, Harga Ayam Pejantan di Ciamis Terjun Bebas
Harga pakan dari pabrikan dalam sebulan ini tetap bertahan di angka Rp 7.800/kg.
“Seharusnya ketika harga jagung turun, harga pakan juga turun. Peternak itu beli pakan, bukan beli jagung. Tetapi kenyataannya harga pakan tetap mahal, Rp 7.800/kg tidak turun,” ujar Ir Hery Dermawan, peternak ayam broiler (BR) dari Rinjani PS Ciamis kepada Tribun dan wartawan lainnya Kamis (14/10) sore.
Menurut Hery, yang juga Ketua GO PAN tersebut, ia mewakili peternak ayam BR bersama perwakilan peternak ayam petelur (Suroto dari Blitar), perwakilan GPPU, GPNP, dan perwakilan peternak unggas lainnya total sebanyak 12 orang Rabu (15/9) bulan lalu bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara.
Menyampaikan keluhan dengan kondisi peternakan ayam saat ini. Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan.
Baca juga: Peternak Ayam Mulai Untung, Harga Ayam Pejantan Terus Naik, Melebihi Biaya Pokok Produksi
Hery sebagai peternak ayam BR mengungkapkan keluhan tentang harga jagung yang mahal (Rp 6.200/kg sementara HET Permendag Rp 4.500/kg) dan harga pakan yang mahal (Rp 7.800/kg), dan berharap ada cadangan nasional sebanyak 500.000 ton yang dikelola oleh BUMN non Bulog.
Keluhan yang diungkapkan juga tentang pola budidaya peternakan ayam potong (ayam pedaging) yang tidak sehat.
Peternak kecil (tradisional) dan peternak besar (raksasa) sama-sama berjualan ayam di pasar becek (pasar tradisional).
Peternak berharap komiditi telur dan daging ayam masuk dalam komponen komoditi bantuan pangan non tunai (BPNT).
Tidak hanya untuk pendistribusian pangan bergizi kepada masyarakat tetapi juga untuk mencegah stunting.
Baca juga: Harga Ayam Pejantan Mulai Membuat Peternak Semringah Pasca Pelonggaran PPKM di Bandung dan Jabotabek
Namun setelah sebulan bertemu Presiden, menurut Hery, tidak banyak yang berubah.
“Yang berubah hanya harga jagung, yang turun dari Rp 6.200/kg jadi Rp 5.600/kg. Penurunan harga jagung tidak menguntungkan petani. Tetapi malah menguntungkan pabrik pakan. Karena harga pakan tidak turun, tetap Rp 7.800/kg,” katanya.