Tren Penyebaran Covid-19 Menurun, Indonesia Keluar dari Negara Daftar Merah Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan memangkas "daftar merah" tujuan Inggris dari sebelumnya 54 negara menjadi "hanya" sembilan negara.
DKI Jakarta kembali menjadi provinsi dengan penambahan kasus harian tertinggi, yakni 127 kasus baru, disusul Jawa Timur sebanyak 115 kasus baru, dan Jawa Barat sebanyak 97 kasus baru.
Bali berada di urutan empat terbanyak dengan 71 kasus baru, sementara DI Yogyakarta dan Sulawesi Selatan masing-masing 56 dan 54 kasus Covid baru.
Waspada
Meski tren penularan Covid-19 di Indonesia menurun, ahli virologi dan Guru Besar Universitas Udayana, Prof Dr drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika, sempat mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin.
Gelombang ketiga kasus Covid-19, kata I Gusti Ngurah Kade, dimungkinkan kembali terjadi Indonesia tahun 2022.
"Awal 2022, kita bisa mengatakan virus masih ada di sekitar kita, tapi dampak pandemi bisa kita minimalisir. Sekarang gelombang ketiga pasti terjadi," ujarnya dalam diskusi virtual Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (30/9).
Baca juga: Indonesia Tumbang dari Malaysia, Gagal ke Semifinal Piala Sudirman 2021
Menurutnya, hal ini mengacu pada lonjakan kasus di sejumlah negara yang memiliki cakupan vaksinasi di atas 50 persen. Ia mengambil contoh Singapura yang telah memvaksinasi lengkap 60 persen warganya.
Namun, vaksin membuat tingkat keparahan saat terinfeksi bisa diminimalisasi. Terbukti, jumlah warga Singapura yang masuk RS maupun meninggal sangatlah rendah.
"Persis yang terjadi di Singapura. Tiba-tiba kasus melonjak tajam, tapi kemudian jumlah orang yang meninggal selalu satu digit. 2 atau 3 (kasus), per hari di Singapura," ujar I Gusti Ngurah Kade.
"Vaksin sudah menekan jumlah orang yang masuk RS dan meninggal dunia tetapi tidak dapat mencegah penularan kepada komunitas."
Berdasarkan pola lonjakan yang terjadi sebelumnya di Indonesia, Prof Gusti Ngurah Kade mengatakan, gelombang ketiga Covid-19 dimungkinkan terjadi antara Januari hingga Februari maupun Juli hingga Agustus.
Namun, situasi dan kondisinya tidak separah saat gelombang kedua terjadi pada Juli-Agustus 2021 lalu.
(tribun network/ras/rin/rif/dod)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/vaksinasi-milenial-2.jpg)