7.200 Anak di Jabar Jadi Yatim Piatu Orangtua Meninggal Karena Covid-19, Pemerintah Siapkan Bantuan
Sejak awal pandemi, sekitar 7.200 anak di Jabar jadi yatim piatu karena orangtuanya meninggal karena Covid-19.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejak awal pandemi, sekitar 7.200 anak di Jabar jadi yatim piatu karena orangtua meninggal karena Covid-19.
Pemprov Jabar memberikan santunan dan pendampingan jangka pendek serta jangka panjang kepada mereka.
Kepala Dinas Sosial Pemprov Jabar Dodo Suhendar, mengatakan, bantuan untuk anak yatim piatu yang ditinggal orangtua karena Covid-19 tengah dalam proses verifikasi dan validasi data.
Dari 7.200-an anak yang dilaporkan kehilangan orang tua, baru sekitar 2.500 anak yang telah terverifikasi.
Dodo mengatakan pendampingan dan pemberian santunan akan diberikan secara proporsional kepada setiap anak yang menjadi yatim atau yatim piatu. Ibu hamil yang suaminya meninggal karena COVID-19 juga akan mendapat pendampingan untuk pelatihan kemandirian ekonomi.
Baca juga: Orang Tua Meninggal Terpapar Covid-19, 162 Anak di Kota Tasikmalaya Jadi Yatim Piatu
"Kita lakukan pemeriksaan kependudukan, yang sudah clear datanya jangan nunggu yang lain, akan segera mulai kami beri perhatian berupa santunan anak yatim piatu. Pemerintah berkolaborasi dengan lembaga zakat dan swasta," kata Dodo Suhendar di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (27/9/2021).
Data yang diterima, katanya, disesuaikan dengan kebutuhan. Bisa saja ada anak yatim yang berasal dari keluarga mampu, tetapi tetap membutuhkan pendampingan psikososial dari psikolog. Dengan demikian, bantuan yang diberikan tidak selalu sama.
"Ada yang ke psikologis, ada yang pola asuh, dan ada yang ke pola asuh serta ekonomi, dan ada yang keseluruhan," katanya.
Bantuan jangka pendek akan diberikan berupa uang tunai senilai Rp 300 ribu per orang. Dinsos Jabar juga mendapatkan bantuan berupa 2.500 pasang sepatu dan sembako dari berbagai lembaga kemanusiaan dan filantropi untuk disalurkan kepada anak-anak korban Covid-19 tersebut.
"Bantuan jangka panjangnya seperti pendidikan yang sudah disediakan Disdik Jabar. Bagi anak yang berprestasi ada program Jabar Future Leaders," tutur Dodo.
Ketua TP-PKK Jabar Atalia Praratya Kamil mengatakan meski proses verifikasi data masih berjalan, pemberian santunan tetap harus diberikan. Ia mengingatkan bahwa pengasuhan anak-anak korban COVID-19 bisa dilakukan siapa saja.
"Prinsipnya semua bisa menjadi wali asuh tapi disesuaikan dengan kondisi keluarga. Intinya bagaimana orang-orang di sekeliling bisa membantu, tapi memang ada kasus di mana tetangganya tidak bisa membantu karena mereka juga sedang kesulitan," kata Atalia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/kepala-dinsos-provinsi-jawa-barat-dodo-suhendar-1792020.jpg)