Penemuan Mayat di Subang
Polisi Mulai Korek Yayasan Milik Yosef, Yoris Sebut Ada Kepala SMK yang Turut Diperiksa Polisi
Setelah memeriksa saksi-saksi dekat keluarga korban, polisi kini mengalihkan perhatian ke yayasan milik keluarga tersebut.
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Subang, Dwiky Maulana Vellayati.
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Polisi mengorek keterangan dari sejumlah pihak di kasus perampasan nyawa ibu dan anak di subang.
Kasus rajapati di Subang ini menimpa ibu dan anak yakni Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Keduanya ditemukan meninggal di bagasi mobil Alphard mereka di Dusun Ciseuti, Subang, 18 Agustus silam.
Setelah memeriksa saksi-saksi dekat keluarga korban, polisi kini mengalihkan perhatian ke yayasan milik keluarga tersebut.
Yayasan tersebut adalah Yayasan Bina Prestasi Nasional yang menaungi sebuah SMK swasta di Kabupaten Subang.
Yayasan Bina Prestasi Nasional di Subang yang dipimpin Yoris (34) sampai saat ini masih vakum seusai kematian Tuti Suhartini (55) serta Amalia Mustika Ratu (23).
"Belum, belum ada aktivitas apapun sementara istirahat dulu gak ada rencana untuk dibuka kembali," kata Yoris di Subang, Jumat (17/9/2021).
Yayasan tersebut menaungi sebuah SMK swasta di Kabupaten Subang.
Tuti dan Amalia merupakan korban perampasan nyawa pada 18 Agustus 2021.
Hingga Jumat (17/9/2021), tepat 30 hari setelah hari kejadian, pelaku perampasan nyawa anak dan ibu itu belum terungkap. Yoris merupakan anak dari Tuti dan kakak dari Amalia.
Dua mayat perempuan itu ditemukan di bagasi mobil yang terparkir di halaman rumah di Kampung Ciseuti Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang.
Saat ditemukan, barang berharga seperti mobil, perhiasan hingga uang puluhan juta tidak diambil pelaku.
Yoris sendiri merupakan ketua dari Yayasan Bina Prestasi Nasional tersebut.
Untuk mengungkap kasus kematian Amalia dan Tuti, kepala SMK swasta yang dinaungi Yayasan Bina Prestasi Nasional jadi saksi.
Baca juga: Soal Tahta di Kasus Subang, Cerita Yoris Soal Peran Penting Amalia dan Tuti di Yayasan