Penemuan Mayat di Subang

Polisi Mulai Korek Yayasan Milik Yosef, Yoris Sebut Ada Kepala SMK yang Turut Diperiksa Polisi

Setelah memeriksa saksi-saksi dekat keluarga korban, polisi kini mengalihkan perhatian ke yayasan milik keluarga tersebut.

Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Dwiki MV
Yoris saat ditemui usai pengajian untuk mendoakan Tuti dan Amalia. 

"Kepala sekolahnya juga kan sempat jadi saksi, jadi untuk sementara ditutup dulu aja," katanya.

Menurut Yoris, dirinya juga belum ada rencana untuk kembali membuka aktivitas dari yayasan itu.

Pasalnya, dirinya sampai dengan saat ini masih fokus kepada proses penyelidikan kasus matinya kedua orang tersayang itu.

"Saya masih fokus ya nanti lah kalo udah selesai semua dari kasus ini, siswa-siswinya juga masih belajar di rumah," ucap Yoris.

Yoris mengatakan, keuangan yayasan sangat berkembang pesat sejak dipegang oleh ibu serta adiknya.

Sebelumnya, keuangan dipegang pihak lain.

"Keuangan yayasan dapat stabil saat mamah sama Amalia yang pegang, sebelumnya gaji guru 4 bulan sekali, sedangkan saat waktu diatur sama mamah bisa satu bulan sekali," kata Yosef di Subang, Jumat (17/9/2021).

Bahkan, dengan prestasi dari Amalia di yayasan maupun di luar yayasan, Yoris sempat menawarkan kepada Amalia untuk melanjutkan sekolah atau membeli mobil.

Kata Yoris, sontak Amalia pun menjawab ingin mobil namun dengan cara kredit atau tidak cash.

"Saya kasih karena prestasinya Amalia aja, saya awalnya menawarkan Amalia untuk kuliah apa mobil, terus kata Amalia pengen kredit mobil aja, itu mobil kredit baru," ucapnya.

Yayasan itu didirikan oleh Yosef. Saat ini, Yoris menjabat sebagai ketua yayasan dan Amalia sebagai bendahara.

Tahta dan Asmara

Kriminolog Unpad Yesmil Anwar dalam wawancaranya dengan Tribun belum lama ini menyebut bahwa kasus perampasan nyawa Amalia di Subang itu diduga pembunuhan berencana. 

Dalam kasus pembunuhan berencana, kata dia, yang harus ditelusuri adalah potensi motif pembunuhan yang dilakukan. Terlebih dalam setiap kasus pembunuhan berencana, selalu menyangkut tiga motif utama. Asmara, harta dan tahta.

"Ketiga motif tadi selalu menjadi latarbelakang dari orang melakukan tindak kejahatan. Dengan demikian maka pihak kepolisian harus menelusuri kemungkinan dari ketiga motif tersebut, apakah ada kaitannya dengan masalah finansial (harta) kekuasaan (tahta), atau asmara termasuk hubungan sosial antara korban dengan pelaku, termasuk karakter korban dengan orang lain semasa hidupnya," ucap Yesmil Anwar belum lama ini.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved