Penemuan Mayat di Subang
Kasus Subang, Kriminolog Meyakini Bukti Ini Bisa Mengungkap Tabir Misteri yang Belum Tersingkap
Kasus perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu (24) dan ibunya, Tuti (55), belum juga menemui ending.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu (24) dan ibunya, Tuti (55), belum juga menemui ending. Polisi belum menetapkan tersangka meski sudah memeriksa puluhan saksi.
Sebelumnya, Amalia dan Tuti ditemukan meninggal dengan cara tak wajar. Tubuhnya tertumpul di bagasi Alphard di rumahnya yang terletak di Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang.
Hingga Kamis (2/9/2021), hari ke-15 sejak dua mayat perempuan itu ditemukan pada 18 Agustus, polisi belum menemukan pelaku dan menetapkannya sebagai tersangka.
Hanya saja, berbekal dari olah TKP kedua pada 30 Agustus di lokasi kejadian, sudah menemukan titik terang.
Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala berpendapat, pelaku memiliki banyak waktu untuk membersihkan segala bukti di lokasi kejadian kemudian melarikan diri.
"Pembunuh memiliki cukup banyak waktu untuk melakukan pembersihan TKP sebelum kemudian lari. Jadi sebagaimana diungkapkan bahwa korban itu kelihatannya dibunuh di kamar tidur mereka masing-masing, kemudian dibawa ke mobil," ujar Adrianus Meliala, dikutip di kanal Youtube Kompas TV.
Keterangan polisi, saat ditemukan, Amalia ditemukan dalam kondisi tidak berbaju. Namun polisi memastikan tidak ada rudapaksa terhadap Amalia.
Diduga, pelaku sempat membersihkan dua mayat perempuan tersebut.

Baca juga: Jadi Korban Fitnah, Keluarga Perampasan Nyawa Amalia di Subang Harap Polisi Segera Ungkap Pelaku
"Lalu pelaku sempat mencuci baju, dalam rangka membilas darah-darah yang melekat dan juga bisa diduga pelaku juga membersihkan beberapa hal yang kemungkinan akan terkait dengan dirinya," kata Adrianus Meliala.
Hanya saja, seperti pepatah dalam ilmu kriminologi, tidak ada kejahatan yang sempurna. Artinya, pelaku pasti meninggalkan jejak.
Menurut dia, pasti ada jejak tertinggal di lokasi kejadian, meski secuil.
Satu di antaranya jejak digital.
"Tapi saya yakin tidak ada kejahatan yang sempurna, akan ada saja yang tertinggal, di mana kemudian polisi dapat mengeksplorasi. Salah satu diperkirakan tidak dapat diganti, dihapus dengan begitu saja adalah jejak digital," kata dia.
Polisi menyebut bukti yang ditemukan, salah satunya helm dan sepatu putih hingga darah dari pelaku.
Perlu Hati-hati