Ridwan Kamil Nyatakan Penyebaran Covid-19 sudah Menurun dan Membaik, Kapan Usaha Buka Lagi?
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan penyebaran Covid-19 di Jabar sudah mereda dan mengarah kepada pemulihan yang cepat.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan penyebaran Covid-19 di Jabar sudah mereda dan mengarah kepada pemulihan yang cepat.
Ridwan Kamil mengatakan angka kematian Covid-19 di Jabar lebih rendah dengan angka rata-rata nasional atau dibandingkan provinsi lain yang bahkan memiliki jumlah kasus positif yang lebih rendah.
“Secara umum untuk hari ini, kasus aktif sudah menurun. Selalu ada penambahan tapi jumlah yang sembuhnya sangat banyak. Yang sembuh 5.000 orang, biasanya itu berarti melebihi kasus yang terkonfirmasi 4.000-an,” kata Ridwan Kamil melalui konferensi pers digital, Rabu (4/8).
Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar mengalami penurunan sejak PPKM Darurat dan PPKM Level 4 ditetapkan.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar per Selasa (3/8), BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di angka 50,35 persen, turun dari puncaknya pada akhir Juni 2021 yang mencapai di atas 90 persen. Sebelum diberlakukan PPKM Level 4 pada (20/7) pun BOR mencapai 77,04 persen.
Terdapat lima daerah dengan BOR rumah sakit yang masih tinggi pada Selasa (3/8) yakni Kabupaten Majalengka sebesar 68,7 persen, Kota Depok 63,87 persen, Kota Tasikmalaya 63,71 persen, Kabupaten Tasikmalaya 62,32 persen, serta Kabupaten Ciamis 62,07 persen.
Baca juga: Ikhtiar Bangkitkan Kembali Ekonomi, 1000-an Buruh di Cikarang Jalani Vaksinasi Covid-19
"Kemudian berita baiknya BOR rumah sakit terus turun ya, hari ini sudah mencapai di angka 50,3 persen. Mudah-mudahan makin kesini kembali seperti sebelum Idulfitri, mudah-mudahan di bawah 30 persen," katanya.
“Selain itu, kenaikan resiko level tiga. Ada 15 kota kabupaten yang zona oranye, kemudian 12 zona merah. Kalau beberapa minggu yg lampau semuanya merah pas puncak varian delta, hanya Kabupaten Sukabumi yang oranye. Itu salah satu kesimpulan PPKM Darurat lanjut level 4 itu bisa dikatakan berhasil secara epidemiologi,” katanya.
Ridwan Kamil mengatakan dari sisi tingkat kematian, angka kematian akibat Covid-19 di Jabar ada di angka 1,59 persen. Di bawah angka nasional yang berada di angka 2,6 persen. Angka itu pun lebih rendah dibandingkan DKI Jakarta, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur. Meski demikian ia tetap berduka.
“Tingkat kematian di Jabar termasuk yang paling kecil di Jawa-Bali kalau berbicara presentase. Kemudian total yang meninggal di Jabar secara angka absolut, kematian kita di 1,59. Secara jumlah juga yang meninggal di Jabar di angka 9,800 ribu. Sementara provinsi DKI Jakarta 12 ribu, Jawa Tengah 20 ribuan, Jawa Timur 21 ribuan,” ucap dia.
"Tiga komorbid teratas yang menjadi penyebab kematian terhadap pasien Covid-19 adalah hipertensi, diabetes, Jantung. Upaya pencegahan terutama bagi pasien yang melakukan isolasi mandiri adalah menyediakan telekonsultasi, pemberian obat gratis hingga percepatan vaksinasi Covid-19," katanya.
Di Jabar, katanya, tingkat kematian tertinggi ada di Kabupaten Karawang dengan 1.625 kasus, Kota Depok 1.151 kasus, Kabupaten Garut 1.104, Kabupaten Indramayu 610 kasus, Kabupaten Bandung 557 kasus, Kota Tasikmalaya 455 kasus, Kota Bogor 423 kasus, Kota Bekasi 416 kasus, Kabupaten Purwakarta 395 kasus, dan Kota Bandung 283 kasus.
“Varian delta ini membuat tingkat kematian lebih cepat, dari rata-rata 10-12 hari tingkat fatalitasnya sekarang lebih cepat jadi 4-5 hari. Itulah yang menyebabkan kasus di IGD sangat berat baru ke RS,” ucap dia.
Langkah lainnya adalah menyiapkan pelacak. Saat ini, katanya, sudah ada 25 ribu pelaca yang terdaftar. Sebanyak 17 ribu petugas dari pemerintah provinsi, 14 ribu dari TNI, 4.600 dari kepolisian. Kemudian ada persiapan penambahan sekitar 120 ribu tracer berasal dari PKK hingga Karang Taruna.
“Kami terus membangun ICU tambahan, ada 70 yang sedang kita bangun utnuk mengurangi tingkat kematian, di RSUD Al Ihsan ada 30, RS Pindad 10, RSUD Kota Bandung 2, RS Rotisnsulu 3, RSUD Lembang 4, RSUD Ciclilin 4, RSUD Cikalong Wetan 12,” katanya.
Pedagang Mall di Sukabumi Ngadu ke DPRD, Kapan Usaha Buka Lagi
Sejumlah perwakilan pedagang Citimall Kota Sukabumi mendatangi kantor DPRD Kota Sukabumi, Rabu, (4/8/2021). Mereka mengadukan nasibnya akibat terdampak kebjakan PPKM yang sejak 3 Juli hingga 4 Agustus tutup.
Salah satu pedagang sandang, Andres Abdullah mengatakan, selama masa pandemi Covid-19 di Citimall Sukabumi telah menerapkan protokol kesehatan ketat.
Baca juga: Tingkat Keterisian Rumah Sakit di Jabar Makin Berkurang, Namun Daerah Ini yang Masih Tinggi
“Perpanjangan PPKM ini sudah berlarut-larut. Sementara kami pedagang kecil semua yang kena imbas PPKM. Tujuan PPKM ini kan menghindari kerumunan, sementara enggak ada kerumunan di mall karena memang kondisinya sudah sepi,” ujarnya, kepada Tribunjabar.id, Rabu (4/8/2021).
Lanjut Andris, masalah yang dihadapi para pedagang hari ini adalah desakan kebutuhan. Di satu sisi lapak dagangnya ditutup selama sebulan ini, sementara ada keluarga yang mesti dinafkahi. Tak hanya itu, biaya sewa kios maupun lapak di mall juga tetap mesti dibayar.
“Apa yang kita punya sudah pada dijual semua. Ini mau tidak mau usaha harus tetap jalan kalau mau bertahan hidup. Kita sudah cukup bersabar. Nol pendapatan. Yang sewa harus bayar, bisa sampai Rp 3,5-4 juta per bulan. Ini sudah pada banyak yang nunggak. Yang gulung tikar sudah banyak,” ujarnya.
Ketua Komisi II DPRD Kota Sukabumi, Ivan Rusvansyah menilai persoalan ini dilematis. Menurutnya, status Kota Sukabumi yang masih level 4 berdasarkan edaran pemerintah pusat mengharuskan pusat perbelanjaan seperti Citimall ditutup sementara waktu untuk menekan angka penularan virus corona. Di sisi lain perekonomian masyarakat cukup terdampak.
“Kita tentu berharap dengan perpanjangan PPKM ini ada solusi dari pemerintah kota, meskipun aturannya dari pemerintah pusat. Itu aspirasi yang kami tangkap dari para pedagang,” kata politikus Partai Golkar tersebut.
Rencananya, kata Ivan, pihaknya akan berkirim surat dengan Wali Kota Sukabumi untuk mencari solusi bersama agar angka penularan virus corona turun dan para pedagang bisa menjalankan aktivitas perekonomian dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Kepada masyarakat, khususnya pedagang, kita sama-sama bersabar. Ini wabah dunia. Dengan bantuan sembako mungkin bisa sedikit meringankan. Kita juga akan minta pemerintah kota melakukan pembagian secara merata. Intinya harus ada solusi,” pungkasnya.