Demo Protes PPKM Darurat di Bandung Saat Kasus Harian Covid-19 Sedang Tinggi, Hari Ini Ada 378 Kasus

Ironisnya, aksi unjuk rasa protes PPKM Darurat ini dilakukan saat kasus harian Covid-19 di  Kota Bandung sedang tinggi.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar/Deni Denaswara
Massa aksi yang melakukan aksi unjuk rasa di Balai Kota Bandung, Rabu (21/7/2021). 

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Massa diyakini berjumlah sekira 1000 orang berunjuk rasa di Kota Bandung . Mereka protes penerapan PPKM Darurat diperpanjang hingga 25 Juli.

Hanya saja, di sela unjuk rasa, massa yang mayoritas mahasiswa, driver ojeg ojol hingga pedagang ini dicederai dengan kerusuhan yang dilakukan sekelompok massa bukan mahasiswa namun berpakaian hitam-hitam.

Mereka juga terlibat aksi pelemparan pada aparat keamanan. Ironisnya, aksi unjuk rasa protes PPKM Darurat ini dilakukan saat kasus Covid-19 di  Kota Bandung sedang tinggi.

Baca juga: Banyak Isoman Tak Terawasi, Gedung Sekolah Akan Dimanfaatkan untuk Pusat Isolasi Mandiri?

Selain itu, selama unjuk rasa, kerumunan tak terhindarkan. Data di Pusicov Bandung, kasus harian Covid-19 pada 21 Juli 2021 ada penambahan 378 kasus. 

Sejumlah perusuh ditangkapi oleh anggota Polrestabes Bandung dan dikumpulkan di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jalan Dipenogoro. Mereka juga menjalani swab antigen. Dan ternyata, peserta unjuk rasa di tengah ribuan orang itu, ada tiga orang yang tertular virus corona.

"Dari hasil sementara untuk swab antigen, ternyata sudah ada tiga orang dinyatakan reaktif, tertuluar virus corona," ujar Kombes Ulung Sampurna Jaya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (21/7/2021).

Massa aksi yang diamankan ini diduga menjadi perusuh saat unjuk rasa protes PPKM Darurat yang dilakukan mahasiswa, pedagang dan driver ojol. Selain itu, mereka juga sempat merusak fasilitas publik di sejumlah titik di Kota Bandung.

Dari total 150 orang yang diamankan itu, kata dia, rata-rata masih berstatus sebagai pelajar.

"Mahasiswa ada sembilan orang, SMA 35 orang, SMP enam orang dan lain-lainnya 34 orang. Lain-lainnya itu putus sekolah dan pengangguran," katanya.

Menurut Ulung, selain membuat ricuh, kelompok ini juga diamankan karena tidak menerapkan protokol kesehatan seperti tak memakai masker bahkan berkerumun.

"Kita bubarkan mereka karena mereka tidak mematuhi prokes, tidak memakai masker, menutup jalan sehingga terjadi kemacetan panjang, kemudian mereka melakukan perusakan," ucapnya.

Ada yang Mobilisasi Warga Untuk Tidak Suka PPKM

Polisi menduga ada pihak tertentu yang mengajak warga untuk tidak setuju dengan pemberlakua PPKM Darurat.

Dugaan itu didasarkan pada temuan bom molotov pada sejumlah perusuh pada unjuk rasa protes PPKM Darurat diperpanjang di Kota Bandung yang sempat ricuh, Rabu (21/7/2021). Ratusan pengunjuk rasa berpakaian hitam-hitam diamankan.

"Ada lima orang yang bawa molotov nanti silakan bisa dilihat di daftar barang bukti," ujar Kombes Ulung Sampurna Jaya  di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (21/7/2021).

Menurutnya, para perusuh ini, dengan temuan bom molotov, sudah merencanakan aksi unjuk rasa agar ricuh antara pengunjuk rasa dengan aparat keamanan.

Sejatinya, jika hanya ingin unjuk rasa menyampaikan pendapat, itu bisa dilakukan tanpa membawa barang berbahaya.

"Kami berkesimpulan mereka ingin membuat Kota Bandung tidak kondusif, seolah-olah mereka mengajak massa untuk tidak suka dengan PPKM, sehingga mereka mendiskreditkan pemerintah, dan membuat PPKM tidak diperpanjang, sehingga mereka melakukan perusakan," katanya.

Bom molotov itu didapat dari lima orang demonstran. Kelimanya saat ini sudah diamankan untuk dilakukan pemeriksaan.

Bom molotov tersebut, kata dia, sudah dipersiapkan oleh kelompok berbaju hitam-hitam yang ikut unjuk rasa bersama pedagang, mahasiswa dan driver ojol.

Kapolrestabes Bandung menilai kelompok tersebut sudah berniat membuat unjuk rasa yang digelar pedagang, mahasiswa dan ojek online rusuh.

Baca juga: Penyekatan Saat PPKM Darurat, Jalan di Pusat Kota Tasikmalaya Jadi Tempat Main Sepak Bola

Adapun para pengunjuk rasa yang diamankan didominasi pelajar SMA. Mereka mengaku mendapat ajakan turun aksi dari media sosial.

"Tahu dari media sosial ada aksi," ujar seorang pelajar SMA, yang enggan disebutkan namanya, di halaman Gedung Sate, Rabu (21/7/2021).

Adapun massa yang mengikuti aksi itu menuntut agar pemerintah memberhentikan pemberlakuan PPKM yang dinilai tak berhasil mengendalikan sebaran kasus Covid dan malah menyengsarakan rakyat. PPKM diketahui akan diperpanjang hingga 25 Juli 2021, dan akan diperlonggar jika angka kasus sudah terkendali.

Perusuh Unjuk Rasa Protes PPKM Darurat Diduga Ditunggangi Kelompok Anarko

Dugaan kelompok berhaluan anarko menunggangi unjuk rasa menentang PPKM darurat itu dilihat dari pola unjuk rasa yang nyaris sama dengan unjuk rasa saat menentang pengesahan RUU KUH Pidana pada 2019 dan unjuk rasa menentang Omnibus Law pada 2020.

Baca juga: Protes PPKM Darurat Diperpanjang, Pedagang Ponsel di Bandung: Mang Oded Enak Digaji

Saat itu, massa pengunjuk rasa digerakan oleh seruan aksi yang ditemukan di media sosial. Kemudian, peserta unjuk rasa saat itu juga ada kehadiran pelajar SMA serta berpakaian hitam-hitam.

Para pemuda yang didominasi pelajar SMA ini mengaku mendapat ajakan turun aksi dari media sosial.

Baca juga: Ciamis Masih Alami Krisis Oksigen untuk Pasien Rumah Sakit, hanya Bisa Penuhi 40 Persen Kebutuhan

"Tahu dari media sosial ada aksi," ujar seorang pelajar SMA, yang enggan disebutkan namanya, di halaman Gedung Sate, Rabu (21/7/2021).

Selain itu, massa yang diamankan ini juga kompak mengenakan pakaian hitam-hitam, membawa molotov hingga menyalakan petasan, nyaris sama seperti yang dilakukan pengunjuk rasa pada 2019 dan 2020. Massa pengunjuk rasa sempat rusuh dan sempat juga terdengar suara ledakan seperti petasan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved