Malam Takbiran Idul Adha, Petugas TPU Cikadut Masih Angkut dan Kuburkan Peti Mati Jenazah Covid-19
Aktifitas menggali, mengangkut peti mati dan menguburkan pasien Covid-19 di TPU Cikadut Bandung masih berlangsung selama malam takbiran Idul Adha
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Aktifitas menggali, mengangkut peti mati dan menguburkan pasien Covid-19 di TPU Cikadut Bandung masih berlangsung selama malam takbiran Idul Adha Senin (19/7/2021) hingga Selasa (20/7/2021) dini hari.
"Iya masih berlangsung hingga sekarang pukul 00.10," ujar Fajar Ifana alias Afak, koordinator tukang pikul peti mati jenazah pasien Covid-19 saat dihubungi Tribun via ponselnya, Selasa (20/7/2021) dini hari.
Baca juga: Alhamdulillah, Pasien Covid-19 Sembuh di Ciamis 289 Orang, Tertinggi Selama Pandemi Covid-19
Prosesi pengangkutan peti mati jenazah pasien Covid-19 sempat terkendala karena kondisi tanah di sekitar pemakaman khusus Covid-19 di TPU Cikadut basah dan licin setelah hujan mengguyur Kota Bandung sejak siang hingga sore.
"Iya tadi hujan, kondisi jalan lumayan licin, jadi agak sedikit terkendala saat ngangkut peti mati karena harius hati-hati," ucap dia.
Pemakaman malam hari kali ini terasa berbeda dibanding pemakaman sebelumnya pada malam hari karena bertepatan dengan malam takbiran Idul Adha.
"Sebenarnya sudah biasa sih pemakaman malam hari. Cuma memang sekarang bertepatan dengan momen Idul Adha dan saat malam takbiran," kata Fajar.
Ia menyebut, sepanjang Senin (19/7/2021), sudah hampir 30-an peti mati berisi jenazah Pasien Covid-19 datang dibawa ambulans.
Baca juga: Cara Unik Pemuda Bandung Protes PPKM Darurat Diperpanjang; Tak Usah Diet, PPKM Bikin Turun Kiloan
"Siangnya tadi ada 20-an peti mati berisi pasien Covid-19 yang datang dibawa ambulans. Malam harinya hingga pukul 00.10 tadi sudah tujuh peti mati yang dikuburkan. Ada dua jenazah lagi yang sudah pesan, menunggu datang," kata dia.
Fajar menyebut saat pada malam takbiran kali ini, selain tukang pikul peti mati berisi jenazah pasien Covid-19, tim lain yang membantu ada juga dari tim penggali. Total semua yang terlibat mencapai sekira 20-an lebih.
Sempat Dituduh Lakukan Pungli
Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya memastikan tidak ada pungli pada proses pemakaman jenazah Covid-19 di TPI Cikadut Bandung, seperti disebutkan keluarga bernama Yunita Tambunan.
Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya mengatakan, perwakilan keluarga dari jenazah Covid-19 yang dimakamkan di TPU Cikadut, Yunita Tambunan, telah bermufakat dengan pihak yang menguburkan jenazah.
Dikatakan Kapolrestabes, Yunita datang membawa keluarganya ke TPU Cikadut pada 6 Juli 2021 malam hari. Saat itu, kata dia, pemikul dan penggali sedang menangani jenazah lain yang jumlahnya mencapai puluhan dengan personel terbatas.
Kondisi itu diperparah dengan adanya beberapa pemikul dan penggali jenazah yang terpapar Covid-19. Sehingga, jumlah personel yang berugas pun semakin berkurang.
Yunita, kata Ulung, kemudian meminta agar petugas di TPU Cikadut segera menguburkan jenazah keluarganya malam itu juga. Namun, karena jumlah personel terbatas akhirnya masyarakat menawarkan jasa kepada Yunita.
Baca juga: Pabrik Milik Miliarder Korea Selatan di Subang Sembelih Sapi dan Kambing di Idul Adha 2020
"Kemudian terjadilah kesepakatan antara Bu Yunita dengan masyarakat sehingga mengeluarkan uang sebesar Rp2,8 juta akhirnya baru dikuburkan," ujar Ulung saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Senin (12/7/2021).
Kasus ini, kata dia, tidak masuk dalam pemerasan atau pemungutan liar karena sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak sebelumnya.
"Tidak ada yang dilanggar (atas pungli di Cikadut)," katanya.
Pihaknya saat ini masih melakukan pendalaman dan menyelidiki di mana unsur pungutan liar (pungli) dalam kasus tersebut, sehingga belum dapat melakukan proses hukum terhadap masyarakat yang meminta uang kepada keluarga pasien Covid-19.
Sebab, kata Ulung, antara keduanya ada unsur kesepakatan untuk membayar nominal Rp 2,8 juta. Terlebih keluarga meminta agar jenazah bisa dimakamkan secepatnya, sedangkan jumlah penggali kubur sangat sedikit.
"Dengan memaksakan makanya ditawarkan menggunakan jasa masyarakat, akhirnya bu Yunita deal dengan masyarakat di situ. Jadi, tidak ada deal dengan kepala pemakaman, tidak ada. Adapun deal dengan masyarakat," ucapnya.
Saat ini, uang yang diberikan Yunita atau keluarga korban sebesar Rp. 2,8 juta pun sudah dikembalikan dan pihak keluarga sudah menerimanya kembali secara utuh.
Sementara demi menghindari terjadinya pemungutan liar, pihaknya bakal menempatkan personilnya di sana, dibantu oleh aparat dari TNI dan Dinas Tata Ruang (Distaru) untuk melakukan pengawasan.
"Jangan sampai ada pungli," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/pemakaman-tpu-cikadut-malam-hari-1.jpg)