8 Tips Tidak Takut Disuntik Saat Harus Disuntik Vaksin Covid-19 demi Akhiri Pandemi
Masih ada warga yang takut disuntik saat ditawari suntik vaksin Covid-19. Berikut tips supaya tidak takut disuntik
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Dengan vaksinasi Covid-19, diyakini jadi cara paling ampuh mengakhiri dampak kematian akibat pandemi Covid-19.
Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk membuat warganya menjalani vaksinasi Covid-19. Dengan diberi vaksin Covid-19, kekebalan kelompok atau herd immunity bakal tercapai.
Untuk mencapai kekebalan kelompok di Indonesia, dibutuhkan vaksinasi Covid-19 menyasar pada 70 persen penduduk di Indonesia atu mencapai sekira 180 juta peduduk.
Hanya saja, ada sejumlah faktor yang membuat vaksinasi Covid-19 berjalan lambat. Selain akses terhadap vaksinasi dan informasi hoax soal vaksin Covid-19, tidak jarang warga juga takut disuntik.
Baca juga: Simak Tiga Manfaat Vaksin Covid-19, Ahli Sebut Gejala Parah Dialami Pasien Belum Divaksin
Seperti halnya dialami oleh pria bernama Azhar (34) warga Kabupaten Bandung.
"Saya takut disuntik. Jangankan disuntik, ngebayangin dan ngobrol soal vaksin Covid-19 disuntiknya saja sudah merinding. Ini saja tangan kerasa pegel saat ngobrol suntik vaksin Covid-19," ujar Azhar, saat berbincang dengan Tribun via ponselnya, belum lama ini.
Hal senada dikatakan Ugie (40), warga Kabupaten Bandung yang juga takut disuntik.
"Seumur hidup saya baru disuntik dua kali, saat SD dan saat mau disunat. Selebihnya takut disuntik," kata Ugie.
Vaksinasi Covid-19 saat ini jadi penting. Namun, jika kamu takut disuntik, kamu bisa menyimak 10 tips tidak takut disuntik.
1. Pejamkan mata 10 Detik, Jangan lihat jarum suntik
Percayalah, suntik vaksin Covid-19 atau suntik vaksin penyakit lainnya, penyuntikannya butuh waktu tidak lebih dari 10 detik. Ingat, jarum suntik itu sangat kecil.
Saat kamu berhadapan dengan vaksinator yang akan menyuntikan vaksin, pejamkan saja mata, jangan lihat jarum suntiknya. Ingat, penyuntikan hanya butuh waktu 10 detik. Setelah itu, selesai, kamu bisa pulang.
2. Mengingat Tempat favorit
Saat pejamkan mata, jangan bayangkan jarum suntik. Bayangkanlah tempat-tempat terbaik yang ingin dan sudah kamu kunjungi. Tarik nafas pelan-pelan dan hembuskan. Saat kamu membayangkan tempat terbaik, tak terasa, suntik vaksin Covid-19 sudah selesai. Kamu bisa pulang.
Biasanya, melakukan pernapasan dalam dan membayangkan tempat favorit dapat membantu menangkan kecemasan, termasuk di situasi yang paling parah sekalipun.
3. Membayangkan situasi alternatif
Ketika membuang muka dari jarum suntik dan menutup mata, cobalah membayangkan situasi yang mirip tetapi tidak semengerikan itu. Misalnya, membayangkan seorang teman memukul lengan kita karena mendapatkan kabar atau cerita bahagia alih-alih memikirkan tentang jarum suntik.
Cara lainnya, misalnya membayangkan gigitan nyamuk atau semut. Namun, tentu saja cara ini hanya bisa dilakukan jika kita tak takut nyamuk atau semu
4. Makan dan minum sebelum jadwal vaksin
Kedengarannnya mungkin sepele, namun mengisi perut dengan makan terlebih dahulu sebelum divaksin dan memastikan tubuh terhidrasi dengan baik bisa membantu mengurangi perasaan pusing dan kemungkinan pingsan.
Menurut Ditzell, tiba di lokasi vaksinasi dengan perut lapar dan dehidrasi bisa menambah efek negatif dari stres dan ketakutan yang kita rasakan.
5. Lakukan demi orangtua, anak dan istri dan orang yang disayang
Anggaplah kamu sebagai pahlawan ketika kamu memberanikan diri sekuat tenaga untuk divaksin. Covid-19 itu berbahaya bagi warga yang sudah berumur lansia dan punya penyakit penyerta.
Bahkan, berbahaya bagi usia muda yang punya penyakit penyerta. Orangtua, anak dan istri, lakukan vaksinasi Covid-19 demu rasa sayangmu terhadap orangtua, anak dan istri.
Cara ini akan membantu memberikan konteks terhadap situasi dan bisa membuat kita punya motivasi lebih untuk mendapatkan vaksin, meskipun sebetulnya ketakutan.
Baca juga: Mencecap Manisnya Madu Teuweul Rancakalong Sumedang, Semanis Rupiah yang Dipanen Roni
Menjelang vaksinasi, ingatkan diri bahwa dengan melakukan hal tersebut kita sebetulnya selangkah lebih dekat ke akhir masa pandemi dan bisa menikmati aktivitas seperti sebelum Covid-19 dengan aman.
6. Fokus pada proses positifnya
Psikiater yang berbasis di New York, Dr Jeffrey Ditzell menyarankan orang-orang yang takut disuntik vaksin Covid-19 untuk fokus pada hal-hal positif seputar vaksin.
Ingatlah dengan mau mendapatkan vaksin, kita tak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga orang-orang yang kita cintai.
Pikirkan jika target vaksinasi segera dicapai, maka kita akan bisa segera berkumpul lagi bersama kerabat. Pikirkan betapa menyenangkannya ketika rutinitas saling mengunjungi teman dan keluarga sudah bisa dilakukan lagi tanpa takut tertular atau menyebarkan Covid-19.
7. Abaikan informasi hoax
Tidak dipungkiri, banyak informasi hoax beredar soal informasi vaksin. Praktisi keperawatan, Esbe Duncan meyakini, kecemasan akan disuntik vaksin Covid-19 juga berkaitan dengan mitos-mitos seputar vaksinasi yang didapatkan seseorang.
Seperti teori konspirasi yang beredar. Mengabaikan informasi yang salah dapat mengurangi fobia yang dialami, terutama informasi salah atau mitos terkait vaksin.
Jika memang masih belum bisa mengabaikannya, cobalah untuk mencari lebih banyak informasi dan mempelajari faktanya.
8. Sampaikan pada petugas Kamu Takut Disuntik
Tak perlu malu menyampaikan pada petugas menyuntik bahwa kamu takut atau cemas dengan jarum suntik. Kita juga bisa meminta petugas kesehatan tersebut untuk membimbing kita melakukan pernapasan dalam (deep breathing).
Pernapasan dalam terbukti dapat mengurangi kecemasan serta memberikan perasaan stabil dan nyaman di situasi-situasi yang dianggap tidak menyenangkan.
Manfaat Vaksin Covid-19
Vaksinasi untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, jadi cara untuk akhiri pandemi. Dokter dokter spesialis penyakit dalam dan penyakit menular asal Amerika Serikat, Faheem Younus bahkan menyebut warga yang belum vaksin jika tertular virus corona kondisinya akan parah.
"Dalam praktik saya, kasus aktif Covid yang parah terjadi hampir secara eklusif pada orang yang belum vaksin. Kamu bisa pilih untuk divaksin atau percaya teori konspirasi," ujar Faheem Younus, dalam cuitannya di akun Twitter nya yang centang biru, @FaheemYounus.
Lantas, apa saja manfaat vaksin Covid-19, simak berikut ini:
Menurunkan risiko infeksi
Mengutip dari Only My Health, antibodi terhadap virus corona akan terbentuk setelah tubuh Anda mendapat vaksin Covid-19. Bahkan, meski Anda baru mendapat suntikan vaksin dosis pertama.
Nah, antibodi itulah yang membantu sistem imun tubuh melawan infeksi virus corona. Selain melindungi tubuh dari infeksi, vaksin Covid-19 juga bisa menurunkan tingkat penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.
Mengurangi tingkat keparahan
Perlu diketahui, vaksin Covid-19 tidak membuat tubuh kebal terhadap virus, tapi bisa mengurangi tingkat keparahan penyakit tersebut.
Melansir Only My Health, mereka yang sudah divaksin mengalami gejala Covid-19 rendah hingga sedang. Bahkan, risiko kematian pun dapat berkurang akibat vaksin.
Untuk Mencapai Herd Immunity atau Kekebalan Kelompok
Herd immunity merupakan sebuah kondisi dimana kelompok masyarakat sudah kebal terhadap virus setelah mendapat vaksinasi.
Dr Soumya Swaminathan, selaku Chief Scientist WHO mengatakan, vaksin melatih sistem kekebalan tubuh untuk membuat protein yang melawan penyakit, yang dikenal sebagai 'antibodi'.
"Kekebalan kelompok terhadap COVID-19 harus dicapai dengan melindungi orang melalui vaksinasi. Untuk mencapai kekebalan kelompok dengan aman terhadap Covid-19, sebagian besar populasi perlu divaksinasi, " kata Dr Soumya Swaminathan, dikutip dari situs resmi WHO.
Ia menambahkan, tujuan daru vaksin untuk kekebalan kelompok adalah untuk menjaga kelompok rentan yang tidak dapat divaksinasi, seperti lansia hingga warga yang punya penyakit tertentu, aman dan terlindungi dari penyakit.
Harus berapa orang vaksinasi Covid-19 dilakukan, menurutnya, persentase orang yang perlu kebal untuk mencapai kekebalan kelompok, bervariasi untuk setiap penyakit.
Misalnya, kekebalan kelompok terhadap campak membutuhkan sekitar 95% populasi untuk divaksinasi. 5% sisanya akan dilindungi karena campak tidak akan menyebar di antara mereka yang divaksinasi. Untuk polio, ambang batasnya sekitar 80%.
Proporsi populasi yang harus divaksinasi terhadap COVID-19 untuk mulai menginduksi kekebalan kelompok tidak diketahui. Ini adalah bidang penelitian yang penting dan kemungkinan akan bervariasi di tiap kelompok" ujar dia.