Harga Ayam BR Terjun Bebas Rp 12.000 Per Kilogram, Peternak: Sudah Tidak Laku Dijual

Memasuki pekan kedua penerapan PPKM Darurat, harga ayam ras pedaging jenis broiler (BR) tersungkur ke angka Rp 12.000 per kg.

Penulis: Andri M Dani | Editor: Siti Fatimah
tribunjabar/firman suryaman
ilustrasi peternak ayam briloiler - Memasuki pekan kedua penerapan PPKM Darurat, harga ayam ras pedaging jenis broiler (BR)  tersungkur ke angka Rp 12.000/kg hidup 

TRIBUNJABAR,ID, CIAMIS –Memasuki pekan kedua penerapan PPKM Darurat, harga ayam ras pedaging jenis broiler (BR) keok, jatuh  tersungkur ke angka Rp 12.000/kg hidup (livebird).

Itu realisasi harga  ayam  BR di tingkat peternak di Ciamis sejak Senin (12/7).

Jatuh semakin jauh dari biaya pokok produksi (BPP/BEP) yakni kisaran Rp 19.000-Rp 20.000/kg.

Baca juga: Tenaga Kesehatan di RSUD Ciamis Dapat Bantuan Telur Ayam dan Baju Hazmat

Padahal harga  jenis broiler (BR)  sempat naik ke angka Rp 16.500/kg hidup (livebird) saat awal penerapan PPKM Darurat.

“Ayam sudah tidak laku dijual. Kondisinya sudah panik, minggu kedua PPKM daya serap pasar hanya 40 %. Apalagi kalau nanti PPKM-nya jadi ditambah 6 minggu lagi,” ujar Sekretaris Perkumpulan Peternak Ayam Priangan, H Kuswara Suwarman kepada Tribun Selasa (13/7).

Jatuhnya harga ayam BR di tingkat peternak ini menurut Kuswara tidak hanya terjadi di Ciamis, Tasikmalaya, dan Banjar saja. Tapi sudah merata di Jawa Barat. Bahkan se Pulau Jawa, mulai dari Banten sampai Jatim.

Baca juga: Peminat Bubur Ayam Gratis Alan Jaya untuk Pasien Isoman Makin Banyak, Gubernur Kirim 100 Kg Beras

“Bahkan di Solo harga ayam BR di tingkat peternak hanya Rp 8.000-Rp 10.000/kg. Kalau berat ayamnya 2,5 kg, berarti 1 ekor ayam BR up hanya Rp 25.000/ekor. Di Solo peternak sampai jual obral ayam hidup di sisi jalan,” katanya.

Realisasi harga ayam BR di tingkat peternak Senin (12/7) berdasarkan pantauan Pinsar menurut H Kuswara, di daerah Jabar mulai dari Ciamis, Tasikmalaay Banjar (kisaran Rp 12.000-Rp 14.000/kg); Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan (Rp 11.000-Rp 14.000/kg); Bandung Raya, Garut, Sumedang (Rp 12.000-Rp 14.000/kg); Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta (Rp 11.000-Rp 13.000/kg).Kondisi yang agak lebih baik di Cianjur, Sukabumi (Rp 13.500-Rp 14.500/kg) serta Depok dan Bogor (Rp 14.500-Rp 15.000/kg).

Di Jateng/DIY sudah dikisaran Rp  11.000-Rp 12.000/kg serta Jatim antara Rp 10.000-10.800/kg.

Baca juga: Manfaat Bayam Brazil, Cegah Gangguan Jantung Hingga Untuk Daya Tahan Tubuh, Disayur Bening juga Enak

Karena daya serap pasar hanya sekitar 40%, menurut H Kuswara, banyak ayam yang tertahan di kandang tak terjual.

“Banyak peternak yang memilih tidak mengisi kandang. Harga DOC BR ditawarkan sdengan harga Rp 3.500/ekor pun nyaris tidak ada permintaan. Kondisinya bikin panik, peternak enggan isi kandang,” jelas H Kuswara.

Dengan tidak diisi kandang, ribuan anak kandang pun terpaksa menganggur. Hubungan peternak plasma dan inti sementara terhenti.

“Kondisi sekarang cukup membingungkan, nyaris tidak ada solusi. Tidak hanya BR, ayam penjantan juga turun drastis harganya ,” katanya

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved