Kisah Sedih Kokom Meninggal di Taksi Online dalam Pelukan Suami, Ditolak Banyak RS meski Bukan C-19
Bani (31), sopir taksi online yang Kamis lalu mengantar Agus dan istrinya mencari rumah sakit, mengaku sempat khawatir.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ravianto
Agus mengatakan, ia pun segera menghubungi pengurus wilayah dan ustaz, memberitahukan kematian istrinya.
"Awalnya, enggak ada yang mau datang karena menduga istri saya terkena korona."
"Tapi setelah saya tunjukkan surat rujukan dari puskesmas yang menjelaskan penyakit istrinya, para pengurus RT, RW dan pak ustaz langsung datang ke sini untuk mengurusi jenazah almarhumah," ucapnya.
Jenazah kemudian dibawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nagrog di Pasirjati, Ujungberung, dan dimakamkan di sana selepas Asar.
"Kami sudah merelakan kepergian almarhum, karena yang bernyawa pasti akan meninggal."
"Memang sudah waktunya Allah memanggil istri saya," ujarnya.
Bani (31), sopir taksi online yang Kamis lalu mengantar Agus dan istrinya mencari rumah sakit, mengaku sempat khawatir saat mengetahui kondisi penumpangnya dalam keadaan kritis.
"Sudah lemas, tapi masih bisa senyum," ujarnya kepada Tribun melalui telepon, kemarin.
Si ibu, kata Bani, bahkan masih sempat mengajaknya bicara saat mereka meluncur dari RS Al Islam untuk menuju ke RS Santosa.
"Katanya, 'A, nyungkeun bantosananya, sabar' (A, minta bantuannya ya, sabar)."
Namun, dalam perjalanan menuju RS Santosa, kata Bani, penumpangnya meninggal.
"Saya sempat berhenti, kata keluarganya si Ibu seperti tidur. Tapi, pas dicek sudah tak bernapas," ujarnya. (*)