Kisah Sedih Kokom Meninggal di Taksi Online dalam Pelukan Suami, Ditolak Banyak RS meski Bukan C-19
Bani (31), sopir taksi online yang Kamis lalu mengantar Agus dan istrinya mencari rumah sakit, mengaku sempat khawatir.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ravianto
"Sopirnya namanya Bani. Kami langsung ke Hermina," ujarnya.
Hanya beberapa menit, mereka sampai ke rumah sakit itu.
"Di Hermina anak saya turun mengurus berkas-berkas dan persyaratan, tapi setengah jam kemudian ada kabar kalau rumah sakit tak bisa menerima pasien lagi karena sudah penuh," kata Agus.
Menggunakan taksi yang sama, mereka pun akhirnya memutuskan untuk mencoba pergi ke RS Al Islam di Jalan Soekarno Hatta Kota Bandung.
Namun, RS Al Islam rupanya juga tak bisa menerima istrinya karena ruang rawat IGD yang telah penuh.
Sementara itu, kondisi istrinya sudah semakin melemah.
Di tengah kegalauan itu, Agus mendapatkan kabar dari sanak saudaranya bahwa RS Santosa Bandung di Kebonjati masih tersedia ruang rawat.
Berbekal harapan, mereka pun menuju ke sana.
Namun penutupan jalan di sejumlah lokasi karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat membuat perjalanan menuju ke Kebonjati menjadi tak semudah biasanya.
Dari Jalan Gatot Subroto, mereka tak bisa langsung ke Kebonjati karena terhalang penutupan jalan di Jalan Asia Afrika.
Saat mencari alternatif jalan lainnya itulah, kata Agus, kondisi istrinya semakin memburuk.
"Anak saya nanya gimana kondisi ibunya. Saya coba panggil-panggil, tapi enggak ada respons, kayak orang lagi tidur. Saya coba angkat tangannya tapi lemes dan jatuh lagi," ujar Agus.
Setelah memastikan Kokom telah meninggal dunia, kata Agus, mereka pun akhirnya memutuskan untuk pulang.
"Akang sopir taksi itu yang mengantar."
"Meski sudah kami repotkan, ia enggak mau menerima bayaran," ujarnya.