Kelangkaan Gas Oksigen Mulai Berimbas ke Bandar Ikan di Jangari Cianjur, Penjualan Turun 50 Persen
Seiring pasokan gas oksigen yang dialihkan ke rumah sakit, ia hanya mendapat jatah lima tabung gas per hari.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR- Tingginya permintaan gas oksigen dari rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya berimbas kepada para penjual ikan di kawasan Genangan Cirata, Jangari, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur.
Agen gas yang biasa menjual tabung gas di kawasan Cirata, Oki Hamdani (27), mengaku biasanya ia mendapat stok tabung gas 20 buah.
Seiring pasokan gas oksigen yang dialihkan ke rumah sakit, ia hanya mendapat jatah lima tabung gas per hari.
Selain minim, harga gas oksigen pun naik menjadi Rp 120 ribu per tabung gas dari semula Rp 90 ribu.
"Sudah satu minggu kondisinya seperti ini, terpaksa saya bagi-bagi juga ke bandar ikan agar semua kebagian gas," ujar Oki di Jangari, Minggu (4/7/2021).
Baca juga: Gas Oksigen Langka, Wali Kota Bandung Langsung Minta Sekda dan Kepala Disdagin Lacak di Lapangan
Oki yang sehari-hari menjual gas oksigen di Dermaga Leuwiorok, memaklumi kondisi saat ini.
"Imbasnya penjualan ikan biasanya dari seorang bandar mampu menjual ikan sampai 20 ton, hari ini hanya 10 ton saja," katanya.
Hal berbeda dirasakan Ipan (44), yang berjualan ikan patin tanpa oksigen, mengaku tak terpengaruh dengan kelangkaan gas oksigen.
"Pakai ini saja kang, jerigen yang dibolongi, untuk jarak jauh juga bibir patin cukup kuat," kata Ipan.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Kabupaten Cianjur, Hendrawan, mengatakan khusus untuk industri perikanan kawasan wisata Jangari memperbolehkan keluar masuk.
Baca juga: Permintaan Tinggi, Apotek yang Dekat dengan Rumah Sakit Masih Miliki Stok Tabung Gas Oksigen
Namun untuk aktivitas wisata pengunjung diputarbalikkan lagi.
"Sejak kemarin kami sudah memberlakukan penutupan untuk kawasan wisata, namun untuk kegiatan industri perikanan diperbolehkan keluar masuk," katanya.
Ia mengatakan setiap hari enam anggota berjaga dan sanksi berat menunggu jika masih ada pelaku wisata yang membandel. (fam)