Jangan Sepelekan, Tidak Hanya Kurang Nutrisi, Anemia Juga Bisa Menjadi Gejala Penyakit

Walaupun bisa dikatakan sebagai penanda adanya defisiensi nutrisi, anemia juga bisa menjadi salah satu gejala penyakit

Editor: Siti Fatimah
shutterstock
Illustrasi- Walaupun bisa dikatakan sebagai penanda adanya defisiensi nutrisi, anemia juga bisa menjadi salah satu gejala penyakit. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -Anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah pada tubuh. Walaupun bisa dikatakan sebagai penanda adanya defisiensi nutrisi, anemia juga bisa menjadi salah satu gejala penyakit.

Dikutip dari laman resmi UGM, Konsultan hematologi pada Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Dr. Delita Prihatini, Sp.PK(K), M.Kes., menjelaskan, anemia karena defisiensi nutrisi disebabkan oleh berkurangnya pasokan nutrisi sebagai bahan baku dalam membentuk sel darah merah. Pasokan nutrisi tersebut di antaranya zat besi, vitamin, asam folat, hingga protein.

Saat menjadi pembicara pada Bincang Sehat  yang digelar FK Unpad, Kamis (27/5), Delita memaparkan, proses pembentukan sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah dalam tubuh dilakukan di sumsum tulang.

Ibarat sebuah pabrik, jika pasokan bahan bakunya kurang optimal, akan berdampak pada  kualitas hasil produksinya.

Selain dari bahan baku yang kurang, ketidakoptimalan pembentukan sel darah merah juga disebabkan adanya kelainan pada “mesin pembuat” sel darah merah. Secara medis, kelainan ini disebut dengan penyakit talasemia.

Faktor lainnya adalah anemia bisa terjadi karena kebutuhan darah yang meningkat. Kondisi ini terjadi tatkala seseorang mengalami perdarahan, sehingga rentan menyebabkan anemia.

Delita mengungkapkan, untuk bisa membedakan anemia karena nutrisi dengan penyakit bisa melalui pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang paling umum adalah melakukan pemeriksaan sel darah menggunakan mikroskop.

Pemeriksaan menggunakan mikroskop dilakukan untuk memprediksi penyebab anemia secara awal. “Walaupun tidak terlalu tepat, tetapi (pemeriksaan) bisa memprediksi kelainan ini karena di pabrik, karena bahan bakunya, atau karena kebutuhan meningkat tadi. Terlihat dari bentuk sel darahnya,” terangnya.

Gejala

Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad yang juga menjadi konsultan hematologi Dr. Susi Susanah, dr., Sp.A(K), M.Kes., menuturkan, anemia merupakan kondisi ketika kadar hemoglobin di bawah rata-rata.

“Anemia ini adalah kurang sel darah merah atau kurang darah, bukan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah tidak ada hubungannya dengan anemia,” ujar Susi.

Kadar hemoglobin ideal berbeda-beda sesuai kelompok umur. Sesuai standar WHO, kadar hemoglobin untuk anak usia di bawah 5 tahun adalah 11 gram/desiliter.

Sementara anak usia 5-10 tahun adalah 11,5 gram, anak usia di bawah 14 tahun kadar hemoglobinnya di bawah 12 gram, sedangkan di atas usia 14 tahun kadar hemoglobinnya mengikuti standar orang dewasa.

Lebih lanjut Susi memaparkan, ada tanda-tanda yang umum tampak apabila seseorang mengalami anemia. Paling mudah bisa dilihat dari warna pada telapak tangan, kaki, dan bantalan kuku.

Jika bantalan kuku lambat memerah saat ditekan dan dilepas kembali, maka itu bisa dikategorikan sebagai anemia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved