Warga Tembok Jalan Bikin Pengendara Kebingungan, Sebelumnya Ditantang Saat Marah karena Diklakson
Aksi penembokan jalan terjadi di Kota Pekanbaru, Riau. Pelakuny aadalah pria bernama Nur Sayuti.
TRIBUNJABAR.ID, PEKANBARU - Aksi penembokan jalan terjadi di Kota Pekanbaru, Riau. Pelakuny aadalah pria bernama Nur Sayuti.
Dia dengan beraninya menutup jalan umum di perumahan dengan memasang tembok batu bata di RT 01 RW 01 Kelurahan Penghentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau.
Tak tanggung-tanggung, tembok batu bata yang dibangun untuk menutup jalan dekat rumahnya setinggi 2,5 meter.
Warga atau kendaraan tak bisa lagi melintas.
Ketua RW 01 Rahmat saat diwawancarai Kompas.com mengatakan, jalan itu sudah empat hari dipasang tembok batu bata.
"Dia (Sayuti) mengklaim tanah jalan itu miliknya," kata Rahmat, Kamis (15/4/2021).
Dia mengatakan, tanah itu merupakan milik istri Sayuti bernama Dian Sukma yang bekerja di Sekretariat DPRD Kota Pekanbaru.
Namun, dulunya dibuat jalan sebagai akses keluar-masuk perumahan dan untuk menuju jalur dua Jalan Kaharuddin Nasution.
Baca juga: Petani Indramayu Mendadak Jadi Miliarder Setelah Jual Sawah, Ini Rencana Mereka ke Depan
Baca juga: Ahok Menjadi Menteri Investasi Mulai Hari Ini? Berikut Daftar Menteri yang Layak Diganti
Kata Rahmat, jalan itu sudah diaspal sejak 13 tahun yang lalu.
Belakangan, ditutup oleh pria yang merupakan pensiunan Bea Cukai.
Rahmat menceritakan, awalnya pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru memasang traffic light atau lampu merah di ujung jalan di pertigaan Jalan Kaharuddin Nasution dengan Jalan Pasir Putih.
"Dia marah kenapa orang dishub tidak minta izin pasang lampu merah di simpang jalan itu. Karena itu tanah dia," sebut Rahmat.
Penyebab kedua, Sayuti pernah keluar dari rumah dengan mobil.
Ketika mundur ke arah jalan, tiba-tiba diklakson pengendara lain, lalu sayuti marah.
Baca juga: Hindari, 5 Waktu yang Dilarang untuk Tidur karena Bahayakan Kesehatan Juga Dilarang Dalam Islam
Baca juga: Pengurus Bus dan Pengemudi Bus Bisa Beroperasi Saat Larangan Mudik
"Waktu itu dia marah-marah diklakson hingga terjadi macet. Dia bilang, 'ini tanah saya, jalan saya, kamu mau apa', katanya ke pengendara lain. Kata pengendara yang melintas, kalau itu tanah bapak tutup saja jalannya. Rupanya memang dibuktikan dan ditutupnya jalan," cerita Rahmat.