Usai Ramai Disebut Desa Miliader, Kades Daerah Ini Kerap Ditelepon Nomor Asing, Menawarkan Ini
Usai ramai disebut sebagai desa miliader, Kades daerah ini kerap menerima telepon yang masuk dengan nomor asing
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Masih ingat dengan Desa Miliarder di Kuningan? Desa ini sempat ramai karena warga terdampak mendapat ganti rugi yang jumlahnya mencapai miliaran.
Usai ramai disebut sebagai desa miliader, Kusto, Kepala Desa (Kades) Kawungsari Kecamatan Cibeureum Kuningan Jawa Barat mengaku kerap menerima telepon yang masuk dengan nomor asing.
"Iya pas waktu pencairan uang ganti untung yang dirasakan warga kami. Saya sering terima telpon nomor asing dan ada saja sales yang mengunjungi langsung ke rumah. Mereka (Sales dari Semarang) datang, tidak lain untuk izin dan ada saja yang menawarkan barang jualannya," kata Kusto kepada Tribuncirebon.com, Rabu (14/4/2021).
Baca juga: Mendadak Jadi Miliader, Warga Indramayu Ini Biasa Saja Saat Terima Uang Ganti Rugi, Pilih Beli Ini
Belum lama ini, kata Kusto mengaku sudah memediasi ulang atas pembayaran yang dilakukan pemerintah kepada warga terdampak Pembangunan Mega Proyek Waduk Kuningan.
"Beberapa hari sebelum bulan ramadhan ini, Alhamdulilah ada pencarian tahap ketiga sebanyak 96 bidang sudah cair. Namun ada juga masyarakat yang belum dapat uang sekitar 14 bidang lagi," ungkapnya.
Baca juga: Bertahan Di Tengah Pandemi, Emiten Furnitur Chitose Tebar Deviden Rp 1 Miliar
Meski demikian, kata Kusto, saat pelaksanaan ibadah puasa seperti ini, kegiatan masyarakat seperti biasa normal, dan melaksanakan solat tarawih juga masih dilakukan dengan berpatokan pada standar kesehatan protokol kesehatan.
"Iya, kita disini biasa melaksanakan ibadah puasa seperti solat tarawih dengan menggunakan protokol kesehatan," ujarnya.
Mengenai sekarang tahun terakhir melaksanakan ibadah puasa di lingkungan masyarakat disini.
Baca juga: Setelah Menggila, Harga Cabai Rawit di Pasar Panorama Lembang Kini Turun Jadi Rp 60 Ribu
Hal itu karena rencananya bulan 6-10 harus pindah.
Namun sempat melihat situasi tempat relokasi sekarang belum 100 persen jadi.
"Iya calon rumah bagi warga kami itu tipe 28 dan belum selesai 100 persen. Kemudian mengenai sebagian memang sudah ada yang pindah ada 5-4 orang ada yang beli rumah jadi di desa tetangga, ada yang bangun rumah sendiri," katanya.